Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekaman Menteri BUMN-Dirut PLN Berpotensi Gerus Kepercayaan Investor

Kompas.com - 03/05/2018, 23:02 WIB
Ridwan Aji Pitoko,
Palupi Annisa Auliani

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com
— Rekaman percakapan antara Menteri BUMN Rini Soemarno dan Direktur Utama PLN Sofyan Basir dinilai berpotensi mengurangi kepercayaan investor untuk berinvestasi di Indonesia.

“Percakapan yang kental nuansa kolusi itu menunjukkan adanya intervensi yang tidak sehat di BUMN,” kata peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abra el Talattov lewat keterangan tertulisnya, Kamis (3/5/2018).

Menurut Abra, investor bakal melihat kasus rekaman itu sebagai preseden buruk dan menimbulkan kesan bahwa BUMN tidak fleksibel karena kerap diatur-atur.

Baca juga: Tindak Lanjuti Laporan soal Rekaman Bagi-bagi Saham, Polri Akan Panggil Rini Soemarno

Bukan cuma itu, lanjut Abra, rekaman percakapan Rini-Sofyan via telepon itu dapat mencoreng citra pemerintah yang bisa berdampak pada sulitnya mendapat kepercayaan investor.

“Karena jatuh rugi BUMN kan yang akan nanggung pemerintah. Yang bisa dilihat langsung dari kasus ini adalah citra-citra BUMN akan memburuk di mata investor,” sambung Abra.

Ketika kepercayaan investor itu hilang, proyek strategis dari pemerintah rentan tak akan lagi mendapatkan aliran dana yang lancar dari pemodal.

“Ketika investor ragu untuk investasi pada akhirnya aliran modal semakin sulit, kurs rupiah akan tertekan. Itu risikonya,” imbuh Abra.

Rekaman itu menjadi perhatian publik karena disebut-sebut membahas soal bagi-bagi saham di BUMN.

Baca juga: ICW Minta KPK Selidiki Rekaman Percakapan Diduga Menteri Rini dan Bos PLN

Dalam percakapan mengenai saham itu, Rini menyebut dua perusahaan BUMN, yakni Pertamina dan PLN. Adapun Sofyan terdengar menyoal bagi-bagi saham yang masih terlalu kecil.

Sofyan juga menyebut nama Ari yang diduga merupakan kakak Rini Soemarno. Dalam percakapan itu, Sofyan bercerita kepada Rini bahwa dia sempat bertemu dengan Ari dan meminta agar masalah pembagian saham dibicarakan lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com