Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Bila Kurs Rupiah Melemah sampai Rp 20.000 per Dollar AS?

Kompas.com - 04/05/2018, 15:07 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Palupi Annisa Auliani

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com
—Nilai tukar rupiah masih terus cenderung melemah terhadap dollar AS. Pada pekan ini bahkan kurs sudah hampir menyentuh angka Rp 14.000 per dollar AS.

Bagaimana bila pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berlanjut dan bahkan menembus level Rp 20.000 per dollar AS? Adakah dampaknya terutama bagi perbankan nasional?

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), kurs pada Kamis (3/5/2018) bertengger di level Rp 13.965 per dollar AS dan pada Jumat (4/5/2018) ada di level Rp 13.943 per dollar AS.

Baca juga: Rupiah Melemah Gerus Cadangan Devisa

Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS disebut sebagai dampak dari faktor eksternal, yaitu penguatan dollar AS, kenaikan suku bunga obligasi negara Amerika Serikat—US treasury—di atas 3 persen, dan antisipasi pasar terhadap kemungkinan kenaikan lagi tingkat suku bunga Fed Fund Rate—suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat.

Meski begitu, Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang beranggotakan Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan Lembaga Penjamin Simpanan menyatakan, sistem keuangan Indonesia pada kuartal I/2018 berjalan stabil dan terkendali.

Indikatornya, tingkat inflasi yang terjaga di kisaran 3,5 persen. Selain itu, realisasi penerimaan pajak pertambahan nilai (PPN) tumbuh 15,03 persen dan penerimaan pajak penghasilan (PPh) non-migas masih melejit 20,12 persen tanpa memperhitungkan tax amnesty.

Defisit transaksi berjalan pun disebut tetap terjaga di bawah batas aman 3 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Baca juga: Rupiah Melemah Lagi Jadi Hampir Rp 14.000, BI Sebut Masih Wajar

Adapun indiktor terkait ketahanan eksternal tercermin dari posisi cadangan devisa yang tercatat 126 miliar dollar AS pada akhir kuartal I/ 2018. Dana ini setara dengan kebutuhan pembiayaan 7,9 bulan impor atau 7,7 bulan impor dan pembiayaan utang luar negeri pemerintah.

Standar internasional untuk kecukupan cadangan devisa adalah setara kebutuhan pembiayaan 3 bulan impor.

Stressed test

Ketua Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso mengatakan, tren pelemahan rupiah pada saat ini tidak terlalu berdampak pada permodalan perbankan. Bahkan, kata dia, sudah ada stressed test berupa simulasi yang menakar ketahanan permodalan bank.

Menurut Wimboh, hasil simulasi memperlihatkan pelemahan rupiah masih dalam batas aman yang tidak membahayakan ketahanan permodalan perbankan.

"Itu pun kalau kami simulasi, dollar AS sampai Rp 20.000 juga masih aman. Perbankan kita tetap kuat," kata Wimboh saat konferensi pers KSSK di BI, Senin (30/4/2018).

Meski begitu, simulasi bukan berarti kenyataan yang harus selalu jadi kenyataan. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan, KSSK berharap rupiah tidak sampai menyentuh level Rp 20.000 per dollar AS.

Baca juga: Presiden Jokowi Tak Khawatir Rupiah Hampir Tembus Rp 14.000 Per Dollar AS

Menurut Sri Mulyani, dinamika nilai tukar rupiah bukan faktor tunggal yang perlu disimak pada saat ini. Harga minyak dunia yang memperlihatkan tren kenaikan, kata dia, adalah salah satu contoh hal lain yang perlu juga dicermati.

Selaku Ketua KSSK, Sri Mulyani memastikan terus berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait untuk mengantisipasi dampak pelemahan rupiah pada masa mendatang serta terus menjaga kondisi agar dinamika itu tidak mengganggu pelaksanaan APBN 2018.

"Pemerintah akan memanfaatkan kenaikan harga minyak yang berdampak positif terhadap penerimaan negara untuk masyarakat miskin," ujar Sri Mulyani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com