Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Garuda Disarankan Tutup Rute Penerbangan yang Merugi

Kompas.com - 06/05/2018, 19:10 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Maskapai Garuda Indonesia disarankan mengambil langkah strategis untuk memperbaiki kinerja perusahaan dengan menutup rute yang merugi atau tidak memberi keuntungan.

Berdasarkan laporan keuangan Garuda Indonesia pada kuartal I 2018, tercatat perusahaan masih membukukan kerugian 64,3 juta dollar AS atau berkurang 36,5 persen dari jumlah kerugian kuartal I 2017 sebesar 101,2 juta dollar AS.

"Rute yang rugi ditutup saja. Kalau memang rugi, langsung ditinggal," kata pengamat penerbangan Gerry Soejatman kepada Kompas.com, Minggu (6/5/2018).

Gerry menyebut, dua rute penerbangan internasional yang dianggap memiliki biaya besar untuk operasionalnya, yakni Jakarta-Amsterdam serta Jakarta-London.

Baca juga: Karyawan Garuda Mogok, yang Tepuk Tangan justru Para Pesaingnya

Dia menilai, rute Jakarta-Amsterdam pada dasarnya punya kepentingan hubungan sejarah antara Indonesia dengan Belanda, termasuk dalam hal jalinan budaya dan kegiatan perdagangan.

"Tapi, kalau London? Coba dilihat, rugi enggak tuh dua rute tersebut? Paling tidak, salah satunya ditutup, maka bisa menekan kerugian dalam jumlah besar sebagai langkah jangka pendek," tutur Gerry.

Dia turut menilai pemerintah punya andil besar dalam memperbaiki kinerja maskapai pelat merah itu, dengan memilih tetap mempertahankan rute yang punya gengsi tinggi atau fokus pada perbaikan kinerja keuangan perusahaan tersebut.

Ditambah lagi kondisi internal Garuda Indonesia yang sedang kurang baik karena ketidakpercayaan pilot dan karyawan terhadap jajaran direksinya.

"Karyawan kan gerah karena mereka khawatir. Kalau ini tidak ada langkah yang masuk akal, sebentar lagi sahamnya bisa diambil alih sama pemerintah atau ditutup. Kondisinya lagi kritis sekarang, jangan sampai kejadiannya kayak Merpati," ujar Gerry.

Kompas TV Direksi Garuda meminta pegawainya untuk tidak melakukan aksi mogok, karena akan merugikan pengguna jasa Garuda dan perusahaan sendiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com