Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Melemah Reaksi Negatif Investor terhadap Ekonomi Indonesia

Kompas.com - 08/05/2018, 10:30 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara menilai salah satu penyebab pelemahan rupiah adalah tingkat pertumbuhan ekonomi kuartal I 2018 sebesar 5,06 persen.

Nilai tukar yang tembus Rp 14.000 dinilai sebagai reaksi negatif investor terhadap komponen dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

"Sentimen ini membuat pasar cenderung pesimis terhadap prospek pertumbuhan ekonomi tahun 2018 yang ditarget tumbuh 5,4 persen," kata Bhima saat ditemui Kompas.com di kompleks Wisma Nusantara, Jakarta Pusat, Selasa (8/5/2018).

Bhima menjelaskan, salah satu komponen yang membuat investor pesimis dalam struktur pertumbuhan ekonomi kuartal I/2018 adalah konsumsi rumah tangga yang masih lemah.

Baca juga: Dollar AS Tembus Rp 14.000, Ini Kata Sri Mulyani

Hal itu tercermin di antaranya dari penjualan mobil pribadi yang anjlok minus 2,8 persen pada periode ini dan penjualan ritel yang menurun.

Selain itu, faktor lain yang mendorong tren pelemahan rupiah adalah spekulasi investor terkait prediksi kenaikan Fed Fund Rate pada rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada Juni setelah ada pengumuman data pengangguran di Amerika sebesar 3,8 persen.

Data pengangguran tersebut merupakan yang terendah, bahkan sebelum krisis tahun 2008.

"Harga minyak mentah juga terus meningkat hingga 74 sampai 75 dollar AS per barrel akibat perang di Suriah dan ketidakpastian perang dagang AS-China," tutur Bhima.

Faktor yang turut memengaruhi juga dari permintaan dollar AS yang diperkirakan makin naik pada kuartal II 2018. Hal itu dikarenakan periode ini menjadi musim emiten membagi dividen di pasar saham, di mana sebagian besar merupakan investor asing, sehingga dividen dalam rupiah dikonversi ke dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com