Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonom Sebut Cuti Bersama Lebaran Turut Dorong Pelemahan Rupiah

Kompas.com - 08/05/2018, 11:34 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kebijakan pemerintah menambah masa cuti bersama Lebaran selama tujuh hari dinilai turut andil mendorong pelemahan rupiah terhadap dollar AS.

Tambahan masa cuti bersama itu menjadikan pengusaha sejak dini memborong dollar AS di pasar dalam rangka memenuhi kebutuhan impor bahan baku dan barang konsumsi jelang Lebaran.

"Ada efek antisipasi penambahan cuti Lebaran terhadap perilaku pengusaha yang borong dollar AS di pasar. Meskipun dampaknya kemungkinan kecil ke fluktuasi kurs," kata ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira Adhinegara saat ditemui Kompas.com di kompleks Wisma Nusantara, Jakarta Pusat, Selasa (8/5/2018).

Bhima menerangkan, selain importir, perusahaan juga akan lebih banyak meningkatkan pembelian dollar AS untuk pelunasan utang luar negeri dalam jangka pendek. Pelaku usaha sebagian besar memiliki pertimbangan lebih baik beli sekarang sebelum dollar AS semakin mahal ke depannya.

Baca juga: Kurs Rupiah Ditutup Tembus Rp 14.000 per Dollar AS di Pasar Spot

Selain itu, Bhima juga memperkirakan defisit transaksi berjalan tahun ini mencapai 2,1 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Hal itu disebabkan keluarnya modal asing serta defisit neraca perdagangan yang diprediksi akan kembali terjadi jelang Lebaran.

"Defisit neraca perdagangan akan kembali terjadi menjelang Lebaran karena impor barang konsumsinya naik," tutur Bhima.

Masa cuti bersama Lebaran yang ditetapkan pemerintah jatuh pada tanggal 11, 12, 13, 14, 18, 19, dan 20 Juni 2018. Keputusan ini tetap mengikuti Surat Keputusan Bersama (SKB) yang telah ditandatangani tiga menteri pada 18 April 2018 lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com