Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paten Naik 10 Persen, Ekonomi Tumbuh 1,67 Persen

Kompas.com - 08/05/2018, 15:03 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Palupi Annisa Auliani

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com
Paten dan investasi di bidang teknologi, informasi, dan komunikasi (TIK) disebut punya peran signifikan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Setiap kenaikan 10 persen dari keseluruhan paten yang disetujui dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi 1,67 persen," sebut Program Director Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Berly Martawardaya, Selasa (8/5/2018).

Adapun untuk TIK, lanjut Berly dalam diskusi di Upper Room Jakarta, setiap peningkatan 10 persen investasi pada bidang itu berkontribusi 1,87 persen terhadap pertumbuhan ekonomi.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Alexander Graham Bell Terima Hak Paten Telepon

Berly menyebut angka-angka itu merupakan pengolahan menggunakan riset terbaru tentang teknik pengukuran yang memperhitungkan peran inovasi dalam perekonomian. Pengukurannya mengombinasikan respons pasar modal terhadap nilai paten.

Hasilnya, sebut Berly, estimasi tingkat paten atas nilai ekonomi swasta berpengaruh sangat kuat dan berkorelasi positif terhadap nilai ilmiah, dihitung dari manfaat paten pada masa mendatang.

Namun, Indonesia masih tertinggal soal inovasi ini. Dalam Indeks Inovasi Global 2017 dari World Economic Forum (WEF), Indonesia berada di peringkat ke-87.

Keluaran terkait inovasi, teknologi, dan paten Indonesia pun masih tertinggal di kawasan ASEAN.

Global Innovation Index 2017 Data ASEAN soal Inovasi, Teknologi, dan Paten

"Meski begitu, pemerintah sudah mengeluarkan Industri 4.0 dan rencana induknya. Walaupun masih satu tahun lagi, minimal kita sadar bahwa sektor high tech dan RnD (Research and Development) ini penting," tutur Berly.

Secara terpisah, Direktur Paten, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (DTLST), dan Rahasia Dagang Kementerian Hukum dan HAM, Dede Mia Yusanti, menyebut permohonan paten semakin meningkat. Namun, permohonan paten masih didominasi yang berasal dari luar negeri.

Baca juga: Menuju Revolusi Industri 4.0, Jokowi Diminta Bentuk Badan Riset Nasional

"Dari dalam negeri masih terlalu kecil, tetapi ini sesuatu yang harus kami kejar. Negara-negara maju sudah menyandarkan pertumbuhan ekonominya pada kekayaan intelektual, termasuk paten. Indonesia akan ke arah itu," tutur Dede.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com