Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Luhut: Industri Sawit Berkontribusi Besar bagi Indonesia

Kompas.com - 08/05/2018, 18:31 WIB
Ridwan Aji Pitoko,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan bahwa komoditas kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) memiliki peran besar bagi Indonesia dalam hal ekspor nasional dan juga penciptaan lapangan pekerjaan.

"CPO ini punya daya ekspor besar bagi Indonesia. Memang batu bara menjadi komoditas ekspor terbesar Indonesia, tetapi konstan kelapa sawit nomor dua di bawah batu bara," tutur Luhut Hotel Borobudur Jakarta, Selasa (8/5/2018).

Demikian disampaikan Luhut ketika menjadi keynote speaker dalam seminar "Menjawab Hambatan Perdagangan Ekspor Minyak Sawit di Pasar Global" yang diadakan oleh Harian Kompas dan Council of Palm Oil Producing Countries (CPOC).

Dalam catatan Luhut, nilai ekspor CPO pada 2017 menembus angka 18,5 miliar dollar Amerika Serikat (AS).

Adapun ekspor CPO dan turunannya paling besar ditujukan ke India dengan volume mencapai 7,6 juta ton pada 2017 silam.

"Pada 2017 India paling besar sampai 7,6 juta ton, Uni Eropa 5 juta ton, dan China 3,7 juta ton," imbuh Luhut.

Tak hanya itu, Luhut juga memaparkan data yang menampilkan bahwa industri kelapa sawit mampu menyerap banyak lapangan kerja, termasuk untuk petani kecil.

Industri kelapa sawit, kata Luhut, setidaknya bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi 2,3 juta petani kecil, 5,5 juta pekerja langsung, dan 12 juta pekerja tak langsung.

"Kontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja dan petani kecil sangat signifikan. Sudah saya hitung hampir 20 juta orang yang terlibat dan itu angka yang sangat besar, dan 41 persennya petani kecil," pungkas Luhut.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com