JAKARTA, KOMPAS.com—Dalam sejumlah kesempatan, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati kerap menyinggung topik sumber daya manusia. Dari yang normatif, utopis, sampai menghunjam telak, pernah terjadi, bahkan dalam bulan yang masih berjalan ini saja.
“Secara historis menunjukkan serta membuktikan bahwa tidak ada suatu negara di dunia ini yang bisa maju tanpa ada kualitas sumber daya manusianya,” tulis Sri Mulyani di fan page terverifikasi di Facebook, Senin (7/5/2018) malam.
Namun, lanjut Sri Mulyani, membangun sumber daya manusia butuh kebijakan yang tepat serta pemerintahan yang memiliki komitmen terhadap sumber daya manusia dan kemampuan menerjemahkan kebijakan menjadi realitas.
Baca juga: Riset Media: Sri Mulyani Tokoh Perempuan Paling Berpengaruh di Media Massa
Terlebih lagi, ungkap Sri Mulyani, Indonesia juga harus diakui memiliki sejumlah ketertinggalan, yang salah satunya adalah infrastruktur.
Soal timing
Menuliskan sari pati dari pidato kuncinya dalam acara Seminar Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi pada hari yang sama, Sri Mulyani menegaskan bahwa membangun sumber daya manusia itu harus berhitung cermat soal waktu.
“Di dalam mengelola sumber daya manusia; waktu (timing) menjadi suatu hal yang sangat penting. Pengelolaan dalam masa-masa awal ketika manusia lahir adalah masa-masa yang krusial dalam pembentukan karakter manusia tersebut ke depannya,” tegas Sri Mulyani.
Baca juga: Sri Mulyani: Saat Saya Jadi Mahasiswa, Hidup Lebih Sederhana...
Sama-sama tertinggal, ungkap menteri yang memiliki nama panggilan Ani ini, waktu merupakan pembeda di antara upaya membangun sumber daya manusia dan infrastruktur.
“Infrastruktur, misalnya jembatan. Kalau tertunda (pembangunannya), aktivitas ekonomi akan berkurang. Tetapi masih bisa ditunda, kalau tidak hari ini, mungkin bisa minggu depan,” ujar dia.
“Kalau manusia dari awal tidak diinvestasikan dengan baik, maka sesudah melewati 3 tahun pertama dalam hidupnya bisa jadi terlambat. Karena sesudah lewat masa itu otaknya sudah tidak lagi berkembang,” ungkap Sri Mulyani.
Sudah begitu, pembangunan sumber daya manusia pun harus dilakukan menyeluruh dan semaksimal mungkin. Karenanya, ujar Sri Mulyani, alokasi anggaran 20 persen untuk pendidikan harus benar-benar tepat sasaran dan penggunaan.
“... Investasi (pendidikan) tidak hanya dapat dilihat dari angka semata. Jangan hanya bicara tentang berapa jumlah uang yang harus kita sediakan... Saya meminta seluruh komunitas perguruan tinggi satu suara memperbaiki strategi penggunaan uang anggaran pendidikan,” harap Sri Mulyani.
Teknologi
Bila disimak di antara keriuhan pemberitaan di media massa, Sri Mulyani bukan cuma sesekali menyentil dan membahas soal pendidikan sebagai bagian dari pembangunan sumber daya manusia ini.
Masih pada Mei 2018, Sri Mulyani juga bicara topik ini dalam perspektif dinamika perkembangan teknologi. Kali ini, Sabtu (5/5/2018), dia menuliskan sari pati pembicaraannya saat menjadi salah satu panelis seminar di Filipina.
Baca juga: Sri Mulyani: 2045, Apa Pun yang Dilakukan Indonesia Akan Pengaruhi Negara Lain
“Saya mengungkapkan bahwa di Indonesia saat ini fokus dalam pembangunan infrastruktur yang nantinya diharapkan dapat membangun konektifitas bagi market yang dihasilkan oleh perkembangan teknologi,” ungkap Sri Mulyani.