Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kereta Semicepat Jakarta-Surabaya Buatan INKA Tak Gunakan Lokomotif

Kompas.com - 09/05/2018, 05:48 WIB
Muhlis Al Alawi,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com — Kereta medium speed train (MST) pesanan PT KAI besutan PT INKA tak akan lagi menggunakan lokomotif. Kereta yang memiliki kecepatan hingga 160 km/jam itu akan memiliki dua penggerak langsung menyatu dengan kereta.

"Bentuknya kereta MST nanti sudah tidak memakai lokomotif. Keretanya sudah berpenggerak sendiri seperti KRL atau KRD," ujar General Manager Corporate Secretary PT INKA I Ketut Astika, Selasa (8/5/2018).

Ketut menuturkan, kereta MST memiliki dua kabin masinis. Ia mencontohkan bila maju menuju Surabaya tinggal menggunakan kabin satu. Sementara arah Jakarta menggunakan kabin satunya. "Jadi tidak perlu langsir lagi seperti memakai lokomotif," ujar Ketut.

Ketut mengatakan, bentuk kereta MST aerodinamis untuk mengakomodasi kecepatan. Ia mencontohkan pesawat terbang yang bentuknya aerodinamis lantaran dituntut harus terbang cepat dan konstruksi body yang lebih ringan. "Tetapi untuk menunjukkan futuristiknya, untuk kereta yang tidak terlalu tinggi kecepatannya bisa dibuat mancung," kata Ketut.

Ketut menyatakan desain kereta MST hampir siap. PT INKA tinggal menunggu konfirmasi dari PT KAI selaku customer.

Menurut Ketut, pembuatan kereta medium dengan kecepatan maksimal 160 akan dioperasikan tujuan Jakarta -Surabaya. Konsep kereta itu sudah dibuat dan tinggal memastikan spesifikasinnya sesuai kebutuhan PT KAI. "Kalau secara prinsip untuk kereta berkecepatan 160 km/jam kami sudah memiliki boggie yang sudah memenuhi kecepatan itu," ujar Ketut.

Ditanya sanggup membuat kereta berkecepatan diatas kereta medium, Ketut menuturkan untuk membuat kereta cepat harus diikuti dengan kesungguhan sarana.

Ia mencontohkan dengan mengoperasikan kereta berkecepatan medium harus berhitung dengan banyaknya perlintasan. Secara teknis bisa, namun secara operasional masih banyak yang harus dibenahi. "Dengan kecepatan sekarang saja diperlintasan sering terjadi kecelakaan dan hal itu masalah," kata Ketut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com