Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kurs Bergejolak, Pemerintah Jangan Andalkan Cadangan Devisa Saja

Kompas.com - 09/05/2018, 13:03 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Palupi Annisa Auliani

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com
—Pemerintah disarankan tidak terlalu bergantung kepada cadangan devisa dalam menghadapi fluktuasi kurs berupa tren pelemahan rupiah terhadap dollar AS. Terlebih lagi, cadangan devisa Indonesia tidak sebesar milik sesama negara berkembang lain.

"Kalau kita bangga sama cadangan devisa bisa menopang rupiah, saya cek cadangan devisa, saya hitung dibanding dengan PDB (Produk Domestik Bruto) kita itu sekarang cuma sekitar 14 persen," kata ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara kepada Kompas.com, Rabu (9/5/2018).

Baca juga: Cadangan Devisa April Tergerus 1,1 Miliar Dollar AS, untuk Bayar Utang dan Stabilisasi Rupiah

Bhima mengungkapkan, rasio cadangan devisa Filipina terhadap PDB-nya sekitar 28 persen. Lalu, rasio cadangan devisa Thailand terhadap PDB bahkan mencapai 58 persen. Semua data tersebut merupakan perhitungan untuk posisi cadangan devisa masing-masing negara per Februari 2018.

"Apalagi sekarang ini cadangan devisa makin tergerus. Cadangan devisa tidak bisa diandalkan terus (untuk menahan fluktuasi kurs)," tutur Bhima.

Menurut Bhima, pemerintah harus serius mencari tahu mengapa pertumbuhan ekonomi Indonesia sampai saat ini masih tertahan di kisaran 5 persen. Padahal, Vietnam yang juga adalah negara berkembang pada kuartal I/2018 ekonominya tumbuh 7,3 persen.

Baca juga: Menko Perekonomian: Bukan Waktunya Lagi Hanya Bergantung pada Konsumsi

Konsumsi rumah tangga yang pada kuartal I/2018 tumbuh 4,95 persen, lanjut Bhima, juga harus jadi tanda tanya.

"Kok konsumsi ini tidak nendang padahal ada bansos dan program padat karya tunai untu mendorong konsumi rumah tangga?" ujar Bhima.

Terkait konsumsi rumah tangga dan tahun politik, Bhima menyarankan pemerintah menakar pula faktor confidence masyarakat.

"Perlu dilihat juga, apakah masyarakat memang menahan spending menunggu Lebaran (untuk berbelanja) atau karena mereka melihat kebijakan pajak setelah tax amnesty terlalu agresif?"

Dok Bank Indonesia Cadangan Devisa per 30 April 2018
Sebelumnya, Selasa (8/5/2018), Bank Indonesia mengumumkan posisi cadangan devisa hingga akhir April 2018 sebesar 124,9 miliar dollar AS. Posisi cadangan devisa akhir April ini lebih rendah dibandingkan posisi pada akhir Maret 2018 lalu sebesar 126 miliar dollar AS.

Penurunan cadangan devisa pada April 2018 terutama dipengaruhi oleh penggunaan devisa untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan stabilisasi nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi.

Dengan begitu, cadangan devisa yang terpakai per akhir April tercatat sebesar 1,1 miliar dollar AS. Posisi cadangan devisa pada akhir April ini setara dengan pembiayaan 7,7 bulan impor atau 7,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Whats New
Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Whats New
Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Whats New
Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Whats New
Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Whats New
Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Whats New
Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Whats New
Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com