Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dirut BEI: Pelemahan Rupiah Terkait 2 Hal, Apa Solusinya?

Kompas.com - 09/05/2018, 15:31 WIB
Mutia Fauzia,
Palupi Annisa Auliani

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com
—Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio mengatakan, salah satu cara meningkatkan permintaan rupiah adalah dengan menaikkan suku bunga acuan BI 7 Days Repo Rate. Menurut dia, langkah ini bisa menjadi salah satu solusi atas dua kondisi yang mendorong sentimen pelemahan rupiah.

"Ada dua hal utama (yang menyebabkan pelemahan rupiah masih berlanjut). Pertama, masih ada uncertainty di trading dunia dan harus diakui di Indonesia sendiri," ungkap Tito selepas acara Pencatatan Perdana Saham Pertama BRI Syariah di Bursa Efek Indonesia, Rabu (9/5/2018).

Baca juga: Rupiah Melemah, Penerimaan APBN Masih Lebih Tinggi ketimbang Pengeluaran

Salah satu cara untuk meningkatkan permintaan rupiah, lanjut Tito, mau tidak mau Bank Indonesia (BI) harus menaikkan suku bunga acuan.

Meski demikian, Tito menyatakan kenaikan suku bunga acuan BI dipastikan tidak berpengaruh lagi ke pasar saham. Menurut dia, kondisi pasar saham Indonesia pada saat ini cukup tangguh.

Tito mengatakan, beberapa bank sudah lebih dulu menaikkan suku bunga perbankan. Bila BI memutuskan meningkatkan suku bunga acuan, kenaikan itu dia yakini juga tidak akan memengaruhi pandangan orang terhadap pasar saham.

"Kenaikan interest rate oleh BI tidak akan lagi mempengaruhi pandangan orang akan saham, karena itu sudah restore in," ujar Tito.

Kondisi positif pasar saham Indonesia itu, sebut Tito, antara lain dapat dilihat dari pertumbuhan 20 persen serta likuiditas yang terus menguat.

Baca juga: Jeda Makan Siang, IHSG Ditutup Menguat 0,78 Persen, Rupiah Melemah

Adapun faktor kedua yang menurut Tito juga berkorelasi dengan tren pelemahan rupiah adalah soal pengelolaan anggaran negara. Menurut Tito, pemerintah masih perlu memperkuat struktur APBN dan memperjelas kebijakan.

Bagi investor, kata Tito, kepastian dan keterbukaan merupakan kunci dari keputusan untuk menanamkan modal di Indonesia.

"Jangan sampai kita dianggap seperti Filipina, yang dalam tanda kutip kurang terbuka mengenai transparansi keuangan," ujar dia.

Sebagai informasi, hingga jeda perdagangan Rabu siang, IHSG ditutup naik 0,78 persen atau 45,55 poin di posisi 5.820,27. Sebanyak 154 saham diperdagangkan menguat, 220 saham melemah dan 96 saham stagnan.

Saham-saham yang menjadi penopang IHSG siang ini meliputi BBRI dengan kenaikan 1,95 persen di Rp 3.130. Kemudian TLKM yang bergerak stagnan di Rp 3.620, BBNI naik 7,16 persen ke level Rp 7.850, BMRI menguat 2,57 persen menjadi Rp 6.975, ASII menguat 0,71 persen ke Rp 7.000, dan BRIS yang menguat 6,86 persen menjadi Rp 545.

Adapun nilai tukar rupiah masih dalam kondisi tertekan pada siang ini. Mengutip Bloomberg, rupiah di pasar spot diperdagangkan di Rp 14.085 per dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com