Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebutuhan Indonesia akan Tenaga Terampil Makin Besar

Kompas.com - 09/05/2018, 18:22 WIB
Josephus Primus

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Kebutuhan Indonesia akan tenaga terampil makin besar dari tahun ke tahun. Data dari perkiraan  United Nations World Population (UNWP), sebagaimana warta lama dw.com, menunjukkan jumlah penduduk usia produktif Indonesia (15-64 tahun) akan mencapai 200 juta pada 2030.

Lantas, hasil riset McKinsley Global Institute (MGI) yang diolah dari data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2016 menunjukkan bahwa pada 2030 Indonesia memiliki kebutuhan tenaga kerja terampil sebanyak 113 juta orang. Terkini,  tenaga terampil Indonesia baru berjumlah sekitar 57 juta orang.

Catatan mengenai tenaga kerja terampil juga datang dari Himpunan Ikatan Alumni Universitas Negeri (Himpuni) sebagaimana rilis yang diterima Kompas.com. Informasi menunjukkan bahwa Indonesia harus giat mencetak tenaga terampil melalui pendidikan vokasi.

Adalah Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pengurus Pusat Ikatan Alumni Universitas Indonesia (Iluni UI) Andre Rahadian yang mengungkapkan hal itu. Paparan mengenai pendidikan vokasi disampaikannya dalam acara penyampaian Pokok-pokok Hasil Munas Himpuni I, Selasa (7/5/2018), lalu, di Jakarta.

Sementara itu, catatan yang disampaikan Koordinator Presidium Himpuni Ganjar Pranowo mengungkapkan tema rencana percepatan program vokasi untuk kemajuan dan kesejahteraan bangsa.

Dengan tema besar ini, harapan kepada pemerintah adalah peningkatan kuantitas ketersediaan, kualitas pelayanan, dan perluasan/ pemerataan pendidikan vokasi.

Secara rinci, kemudian, Himpuni memberikan saran percepatan kesiapan sumber daya manusia (SDM) terkait pendidikan vokasi dengan fokus awal lima kelompok kerja (pokja). "Kelima pokja itu adalah pokja industri kecil & kreatif, pembangunan desa, pariwisata, pertanian dan kelautan, serta pokja inovasi," kata Andre Rahadian.

Keahlian

Menurut Budi Karya Sumadi mewakili Kagama, banyaknya lembaga pendidikan vokasi yang berkualitas, diharapkan kelak dapat menghasilkan lulusan vokasi yang dapat  mengisi pos tenaga kerja di bidang industri dan jasa dengan keahlian tersertifikasi dan berdaya saing yang akhirnya meningkatkan kemakmuran Indonesia.

Selain itu, dalam menghadapi era perdagangan bebas ASEAN atau  MEA, Indonesia juga harus memiliki dan melakukan sertifikasi bagi tenaga kerja asing yang  siap pakai, agar bisa mendapatkan benefit dari pembebasan perpindahan tenaga kerja di antara negara Asia Tenggara.  

Lulusan vokasi Indonesia, selanjutnya, selain dapat mengisi pos –pos tenaga kerja di dalam negeri  juga di luar negeri dan harus mampu bersaing dengan tenaga-tenaga kerja asing yang masuk ke dalam negeri.

Selama ini  tenaga-tenaga kerja lulusan perguruan tinggi dan lembaga pendidikan vokasi di tanah air tidak kalah kualitasnya dengan tenaga kerja asing dari berbagai negara.

Himpuni, kata Ketua Umum Ikatan Keluarga Alumni Universitas Diponegoro Semarang Maryono pun menyarankan pemerintah memperbanyak berdirinya lembaga pendidikan vokasi dan sekolah menengah kejuruan dibandingkan lembaga pendidikan umum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

Whats New
Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Whats New
Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Whats New
Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Whats New
Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Whats New
Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com