Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPJS Ketenagakerjaan Siapkan Strategi Hadapi Gejolak Bursa

Kompas.com - 09/05/2018, 22:02 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Palupi Annisa Auliani

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com
—Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan mengklaim sahamnya tumbuh 1,23 persen sepanjang 2018 (year to date), di tengah gejolak pasar modal pada saat ini. Namun, strategi khusus juga disiapkan untuk mengantisipasi dinamika lanjutan bursa.

"Di tengah melemahnya kondisi IHSG kami masih dapat tumbuh sebesar 1,23 persen dari posisi awal tahun 2018. Tentu saja ini didukung oleh pencapaian iuran, dan strategi investasi yang tepat," ujar Direktur Pengembangan Investasi BPJS Ketenagakerjaan, Amran Nasution, Rabu (9/5/2018).

Lewat siaran pers, Amran mengatakan, BPJS memproyeksikan dana kelolaan per Maret 2018 dapat mencapai Rp 327 triliun bila tak ada gejolak pasar saham. Namun, proyeksi menambah dana kelolaan itu meleset karena terjadi gejolak di bursa.

Baca juga: BEI: Dana Investor Pasar Modal Tidak Kabur ke Luar Negeri, tapi Beralih ke Obligasi

Meski demikian, BPJS Ketenagakerjaan tetap menyiapkan strategi khusus mengantisipasi gejolak pasar modal. Wujudnya antara lain diversifikasi portofolio, khususnya pada instrumen yang terkena dampak paling minimal atau berpeluang mendapatkan pertumbuhan pada kondisi pasar seperti saat ini.

“Bank Indonesia kemungkinan akan meningkatkan suku bunga acuan yang akan berdampak positif pada Instrumen Pendapatan Tetap, yaitu Surat Utang dan Deposito," kata Amran.

Amran mengatakan, sebanyak 71 persen portofolio pendapatan tetap mereka tempatkan pada Surat Utang dan Deposito yang memiliki dampak minimal terhadap gejolak indeks harga saham gabungan (IHSG). Portofolio pendapatan tetap itu, sebut dia, merupakan core portfolio.

"Kami selalu menjaga agar tetap matching dengan kebutuhan likuiditas dan liabilitas dari setiap program yang dikelola," kata Amran.

Baca juga: Pasar Saham Bergejolak Gerus Dana Kelolaan BPJS Ketenagakerjaan Rp 16 Triliun

Menurut Amran, BPJS Kesehatan juga memungkinkan penggunaan strategi building pada saham-saham yang mengalami penurunan harga tetapi memiliki fundamental yang bagus. Valuasi saham yang menarik jadi pertimbangan, ujar dia, tetapi penekanan tetap pada kelayakan fundamental, potensi pertumbuhan jangka panjang, dan prinsip kehati-hatian.

Amran menambahkan, pasar modal Indonesia pada masa lalu juga pernah mengalami gejolak. Namun, BPJS Ketenagakerjaan dapat menghadapi tantangan-tantangan tersebut.

Menurut dia, portofolio BPJS Ketenagakerjaan memiliki prospek jangka panjang yang baik. Selain itu, kata dia, mereka didukung kondisi fundamental Indonesia yang masih positif sehingga diharapkan tidak butuh waktu lama bagi pasar modal untuk kembali pulih.

“Kondisi market tidak dapat kita duga, tinggal bagaimana investor memanfaatkan momentum," kata Amran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com