Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangkal "Illegal Fishing" Pakai Inovasi Digital, Menteri Susi Dapat Penghargaan

Kompas.com - 11/05/2018, 13:31 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Palupi Annisa Auliani

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com
—Fokus Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti pada penanganan illegal fishing kembali mendapat penghargaan.

Kali ini, penghargaan datang dari katadata.co.id untuk inovasi platform teknologi Global Fishing Watch di kementerian Susi.

“Indonesia menjadi negara pertama yang menggunakan Global Fishing Watch," ujar Susi melalui siaran pers Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Rabu (9/5/2018).

Penggunaan platform itu mulai dari pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan, transparasi data kapal perikanan, hingga reformasi birokrasi.

Memakai platform itu, KKP dapat mendeteksi aktivitas penangkapan ikan secara ilegal sehingga berdampak pada peningkatan stok ikan. Hasilnya, Produk Domestik Bruto (PDB) perikanan tumbuh melebihi pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca juga: Di Depan Nelayan, Jokowi Pastikan Menteri Susi Tak Punya Kepentingan Politik

Meski begitu, kata Susi, ada beberapa orang yang tidak suka dengan inovasi tersebut dan menyebut bahwa dia membuka rahasia negara. Menurut Susi, tudingan itu dia terima pada masa awal menjabat menteri.

Ia pun mengaku sempat mengalami hambatan terutama memantau kapal-kapal pencuri ikan.

"Yang saya tahu, kami hanya ada VMS (Vessel Monitoring System). VMS ini kan hanya (memantau) milik kapal Indonesia saja, lalu bagaimana dengan kapal lain?” kata Susi.

Di dunia penerbangan yang sempat dia geluti, tutur Susi, keberadaan setiap pesawat dapat dipantau. Hal ini yang belum dia dapatkan caranya ketika pertama kali menjadi Menteri KKP untuk memantau kapal yang jumlahnya sangat banyak di perairan Indonesia.

Baca juga: Kapal Buruan Interpol Ditangkap, Menteri Susi Ungkap Modus Baru Pencurian Ikan di Indonesia

Akhirnya, Susi bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mengembangkan teknologi digital, yang salah satu hasilnya adalah kehadiran platform GWS. Platform ini merupakan teknologi hasi kolaborasi antara Google, Oceana, dan SkyTruth.

Susi mengatakan, saat ini modus illegal fishing sangat beragam. Untuk itulah dibutuhkan pengelolaan teknologi digital secara maksimal.

“Sekarang modus illegal fishing itu dilakukan oleh kapal-kapal Indonesia yang affiliated dengan kapal luar dan kapal kolektornya, tramper-nya, itu menunggu beberapa mil di atas ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) kita," kata Susi.

Susi mengatakan, kapal asing tahu bahwa Indonesia menerapkan aturan tegas pelarangan transshipment di tengah laut Indonesia.

"Jadi mereka tahu sekali kalau mereka lakukan ini, mereka akan tertangkap sehingga melakukannya di luar wilayah Indonesia,” lanjut dia.

Susi berharap dengan adanya digitalisasi data akan timbul rasa memiliki di kalangan pemerintah dan masyarakat untuk menjaga dan mengawasi kedaulatan perairan Indonesia.

Baca juga: Kapal Pencuri Ikan Dilelang Murah di Batam, Menteri Susi Kecewa Berat

Yang penting, kata Susi, menyadarkan masyarakat tentang rasa memiliki sehingga laut ini bisa diawasi. Dia pun ingin semua data KKP bisa diakses secara transparan oleh publik yang menurut dia akan memudahkan bisnis perikanan.

Menurut Susi, satu-satunya cara untuk mempercepat birokrasi adalah dengan mengubah data dari biasa menjadi digital.

"Jika tidak punya data digital, kemudian sekarang (informasi) diperoleh dari mana-mana online dan kita hanya punya data biasa saja, itu tidak cukup,” tegas Susi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Whats New
Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Whats New
Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Whats New
Syarat dan Cara Pinjam Uang di Pegadaian, Bisa Online Juga

Syarat dan Cara Pinjam Uang di Pegadaian, Bisa Online Juga

Earn Smart
Memenangkan Ruang di Hati Pelanggan

Memenangkan Ruang di Hati Pelanggan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com