Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bappenas: Bom Surabaya Diprediksi Berdampak Sesaat pada Investasi

Kompas.com - 14/05/2018, 17:15 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Teror bom beruntun di Surabaya dan Sidoarjo diprediksi akan berdampak pada minat investor untuk melirik Indonesia.

Meski begitu, menurut Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro, dampaknya tidak akan signifikan dan tidak dalam jangka waktu yang lama.

"Saya rasa temporer. Saya rasa minat investasi tetep tinggi," ujar Bambang di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Senin (14/5/2018).

Bambang mengatakan, sektor yang akan terdampak secara langsung adalah pariwisata. Sejumlah negara bisa saja mengeluarkan travel warning pasca peristiwa tersebut. Indonesia, kata dia, harus memastikan Indonesia aman dan tidak ada gangguan jangka panjang.

"(Tak pengaruh) kalau kita bisa buktikan Indonesia itu aman dan kondusif terhadap investasi maupun tourism," kata Bambang.

Sementara itu, Deputi Pengawas Otoritas Jasa Keuangan Boedi Armanto meminta para pelaku industri keuangan tetap tenang menyikapi teror bom tersebut. Ia memastikan aparat keamanan bisa menangani situasi sehingga kondisi keamanan bisa stabil

"Secara fundamental perekonomian kita masih terjaga dengan baik," kata Boedi.

Sebelumnya diberitakan, ledakan terjadi di tiga gereja di Surabaya, yaitu di Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya, Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jalan Diponegoro, dan Gereja Pantekosta Pusat di Jalan Arjuna, pada Minggu (13/5/2018).

Dari kejadian di tiga gereja di Surabaya, terdapat 14 orang meninggal, dan 44 orang luka-luka.

Kemudian, ledakan juga terjadi di Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (14/5/2018) dinihari.

Ledakan itu mengakibatkan sebanyak dua orang tewas. Sementara, satu orang lain ditembak mati polisi. Sehingga, total ada tiga orang tewas di Rusun Wonocolo.

Selain itu, terdapat tiga korban luka yang saat ini menjalani perawatan di RS Siti Khodijah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com