Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buwas: Sembako Harus Dikuasai Negara

Kompas.com - 15/05/2018, 09:03 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama Perum Bulog Komjen (Purn) Budi Waseso menyebut sembilan bahan pokok akan lebih stabil dari segi stok dsn harga jika dikelola sepenuhnya oleh negara.

Menurut dia, selama ini sebenarnya stok sembako di Indonesia melimpah. Namun ada pihak tertentu yang mengasai komoditas pangam tersebut.

"Ke depan sembilan bahan pokok harus dikuasai negara. Ini cara saya berpikir untuk ketahanan pangan dan kestabilan harga," ujar Budi di kantor Perum Bulog, Jakarta, Senin (14/5/2018).

Budi menyebut di negara lain seperti China, Thailand, Vietnam, dan Jepang, komoditas pangan dibeli dari petani dan dikelola oleh negara. Pemerintah juga yang menentukan harga dan distribusi sehingga terjadi pemerataan.

Baca juga: Buwas: Saya Bakal Dibenci Ibu-ibu kalau Gagal Urusan Beras

Di negara-negara tersebut, kata Budi, petani tidak pernah dirugikan. Apalagi konsumen karena harganya sangat terjangkau.

"Di kita kan bisa terbalik-balik. Petani rugi, besok konsumen teriak kemahalan, sementara gabah petani rendah. Begitu di lapangan, mahal," kata Budi.

"Di Bulog ini jadi pertaruhan saya," lanjut dia.

Budi mengatakan jika dikuasai pasar bebas, ada saja tengkulak yang sengaja menahan stok pangan agar terjadi kelangkaan. Begitu barang tersebut langka di pasaran, harga jualnya jadi tinggi. Kualitas barang pun menurun karena terlalu lama disimpan. Sayangnya, kata dia, Bulog tidak menguasai presentase besar terhadap sembako. Terutama beras.

"Sehingga Bulog kecil persentasenya untuk kuasai itu karena sudah dikuasai sistem yang sudah sejak lama dibangun," kata Budi.

Yang terjadi sekarang, kata Budi, kelangkaan stok diatasi dengan impor agar harga stabil. Di sisi lain, pemerintah tengah mendorong swasembada pangan. Ke depannya, Budi berkomitmen bahwa Bulog akan mendorong swasembada, khususnya beras. Agar bisa diserap maksimal oleh Bulog kualitas gabah petani juga harus baik.

"Harusnya kualitas dari yang di bawah pembinaan Kementan harus berjalan baik sehingga kita menyerapnya jelas," kata Budi.

Budi mengatakan, jangan sampai ke depan Indonesia terus tergantung pada impor. Justru solusinya ada di negeri sendiri drngan memperbaiki regulasi dan mengambil alih kewenangan pengelolaan sembako pada Bulog. Kalaupun impor, kata Budi, sebaiknya dilakukan secara G to G tanpa perantara pihak ketiga. Dengan demikian, tidak ada yang memanfaatkan impor untuk kepentingan bisnis. Harganya pun cenderung murah dan stabil.

"Kita tahu di sana harganya berapa. Ini birokrasinya sangat panjang, ada pihak ketiga, keempat, makanya babak belur. Yang rugi masyarakat," kata Budi.

"Saya harap Bulog seperti brand di masyarakat. Kalau cerita sembilan bahan pokok, Bulog saja," lanjut dia.

Kompas TV Direktur Utama Bulog Budi Waseso menjamin bulog mampu menyediakan stok beras selama Ramadhan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Whats New
Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com