KOMPAS.com - Bulan Ramadhan sudah di depan mata. Pertengahan Mei ini, masyarakat muslim di seluruh dunia akan mulai menjalankan ibadah puasa.
Di Indonesia, bulan puasa (dan Lebaran) erat kaitannya sebagai bulan perayaan. Alhasil,
hakikat puasa yaitu menahan diri secara ironis justru bersi nggungan erat dengan kenaikan tingkat konsumsi atau belanja rumah tangga.
Banyak warga yang jor-joran membelanjakan penghasilan dan tunjangan hari raya sampai tak bersisa untuk keperluan finansial lain yang lebih penting, misalnya, menyelesaikan utang yang lebih mendesak, membayar uang anak sekolah, dan lain sebagainya.
Nah, di tengah perlambatan ekonomi dan geliat kenaikan harga barang dan jasa jelang Ramadhan, Anda sebenarnya bisa mengembalikan khittah Ramadhan dengan lebih menahan diri dari godaan konsumtif.
Caranya, dengan menjalankan “detoks finansial” selama Ramadhan!
Baca juga: 6 Hal yang Perlu Anda Ketahui tentang Uang
Detoks finansial di sini maksudnya, Anda menjadi lebih bijak dalam mengelola penghasilan dan menentukan keputusan berbelanja selama bulan Ramadhan. Sehingga Anda tidak terjebak perilaku konsumtif yang bertentangan dengan khittah “menahan diri”.
Tertarik menjalankan? Yuk, coba pertimbangkan langkah-langkah dari situsperbandingan dan pengajuan produk keuangan HaloMoney.co.id berikut ini:
1. Detoks belanja dapur
Selama berpuasa, logikanya tingkat konsumsi Anda berkurang. Bila di hari-hari biasa, Anda makan 3 kali sehari ditambah camilan sana sini, maka saat berpuasa, Anda tidak diperkenankan makan mulai jelang fajar hingga azan maghrib terdengar.
Bila ingin konsisten dengan semangat menahan diri di bulan puasa, sebenarnya Anda tidak punya alasan untuk berbuka puasa atau bersahur dengan menu yang terlalu berlebihan.
Jadi, alih-alih belanja berbagai macam keperluan dapur yang terlalu banyak, Anda bisa melakukan detoks belanja dapur dengan fokus hanya pada bahan-bahan yang perlu.
Susunlah menu berbuka puasa dan bersahur selama 29-30 hari. Bila terlalu ribet, Anda bisa memulai susunan menu seminggu sekali.
Dengan mengantongi rencana menu, Anda bisa merencanakan belanja dengan efektif sekaligus hemat. Manfaatkan saja promo weekend yang biasa dilangsungkan peritel untuk membantu Anda mendapatkan harga beli lebih murah.
2. Detoks belanja kebutuhan Lebaran
Lebaran di Indonesia memang bukan sekadar hari raya keagamaan. Lebih dari itu, Lebaran sudah menjadi peristiwa kultural perayaan masyarakat Indonesia. Saat Lebaran tiba, momentum silaturahmi menjadi agenda utama.