Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sektor Pangan Jadi Fokus Pengawasan KPPU

Kompas.com - 15/05/2018, 16:05 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sektor pangan menjadi salah satu hal yang prioritas bagi Komisioner Komisi Pengawas Persaingan Usaha periode 2018-2023.

Ketua KPPU Kurnia Toha mengatakan, sektor pangan sangat besar pengaruhnya bagi kesejahteraan rakyat.

"Dalam rangka mengawasi pangan, KPPU melakukan berbagai kegiatan," ujar Kurnia di kantor KPPU, Jakarta, Selasa (15/5/2018).

Langkah pertama yakni melakukan pemetaan skema distribusi dari komoditas-komoditas strategis. Kemudian, kata Kurnia, KPPU mengidentifikasi simpul-simpul yang berpotensi tinggi digunakan sebagai persaingan usaha tidak sehat.

"Jalur distribusi mulai dari petani sampai ke konsumen, ini kita pelajari di mana potensi bisa terjadi pelanggaran," kata Kurnia.

Adapun sektor pangan yang menjadi prioritas KPPU yakni bawang merah, daging sapi, beras, daging ayam, bawang merah dan putih, cabai, hingga gula. Apalagi, kata Kurnia, menjelang Lebaran komoditas tersebut biasanya mengalami lonjakan harga. Meski begitu, naiknya harga komoditas pangan bukan berarti ada pelanggaran di sana.

"Tentu kami awasi perkembangan harga karena bisa juga disebabkan faktor ekonomi semata dan wajar, tapi bisa juga karena perilaku yang anti persaingan," kata Kurnia.

Untuk mengantisipasi pelanggaran di jalur distribusi, kata Kurnia, KPPU akan mengumpulkan data selengkap-lengkapnya mengenai industri masing-masing. Upaya lainnya, KPPU juga melakukan vokasi dan sosialisasi kepada masyarakat, pelaku usaha, asosiasi dan pemerintah. Sosialisasi tersebut berkenaan dengan prinsip persaingan usaha yang sehat.

"Kami buka selebar-lebarnya masyarakat untuk melaporkan ke kami apabila ditemukan indikasi pelanggaran persaingan usaha yang tidak sehat," kata Kurnia.

Di samping itu, KPPU juga mengidentifikasi pelaku usaha yang posisinya dominan di pasar. Pelaku usaha dominan, kata Kurnia, berpotensi besar melanggar aturan. Namun, ia menegaskan tak selalu pelaku usaha dominan pasti memonopoli pasar.

"Ini baru kemungkinan. Kami tidak anti dominan atau perusahaan besar. Tapi berpotensi," kata Kurnia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com