Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menanti Gebrakan dari Cara Berpikir Budi Waseso soal Bulog dan Pangan

Kompas.com - 18/05/2018, 11:56 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Palupi Annisa Auliani

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com
—Direktur Utama Perum Bulog Komjen (Purn) Budi Waseso menjanjikan stabilitas pangan dari segi harga dan stok, terutama selama Ramadhan dan menjelang Lebaran. Menurut dia, harga pangan tidak akan naik selama bulan puasa karena stok pangan lebih dari cukup.

Budi pun mengaku tertantang membenahi Bulog setelah melihat langsung banyaknya celah mafia pangan yang membuat pasokan beras dan sembako ke masyarakat tidak merata. Oleh karena itu, dia akan membuat terobosan baru tanpa menabrak aturan di Bulog.

"Saya ingin bisa berbuat semaksimal mungkin dengan waktu tidak terlalu lama, sehingga masyarakat bisa merasakan kehadiran saya benar-benar bermanfaat," kata Budi.

Baca juga: Info Harga Ditempel di Kemasan Beras, Ini Strategi untuk Jaga Harga Pangan di Pasar

Komoditas utama yang menjadi prioritas adalah beras. Budi menyayangkan Bulog tidak menguasai persentase yang besar dalam komoditas tersebut.

Beras, ujar dia, lebih banyak dikuasai pasar bebas sehingga harganya tak terkendali. Padahal, pemerataan belum cukup.menjangkau hingga ke tingkat terbawah.

Budi ingin, Bulog bisa menguasai pasar beras, bahkan kalau bisa untuk sembilan bahan pokok. Harga pangan dianggap akan lebih stabil jika dikelola sepenuhnya oleh negara.

"Ke depan sembilan bahan pokok harus dikuasai negara. Ini cara saya berpikir untuk ketahanan pangan dan kestabilan harga," kata Budi.

Saat ini,  negara masih bergantung pada impor untuk memenuhi kebutuhan pangan. Padahal, kata Budi, sumber daya di Indonesia sangat kaya.

"Tinggal bagaimana kita mengelola sumber daya tersebut dengan optimal," tegas Budi.

Karena itu, Ia ingin Bulog dapat menciptakan swasembada pangan, utamanya beras. Budi mengatakan, Indonesia dulu dikenal jago menanam. Sekarang, lambat laun lahannya untuk sawah makin habis.

Baca juga: Sektor Pangan Jadi Fokus Pengawasan KPPU

Budi juga mengaku mendapati sistem ijon masih berkuasa. Hal ini tentunya merugikan petani dan konsumen karena harga dikendalikan oleh pihak tertentu.

"Sehingga Bulog kecil persentasenya untuk menguasai itu karena udah dikuasai sistem yang sudah sejak lama dibangun," kata Budi.

Oleh karena itu, kata Budi, perlu ada kerja sama yang lebih kuat dengan Kementerian Pertanian untuk menumbuhkan kembali lahan sawah baru sehingga Bulog bisa menyerap lebih banyak.

Budi mengatakan, selama ini beras Bulog dianggap buruk oleh masyarakat karena kualitasnya yang rendah. Kadang ditemukan beras yang bau dan berkutu. Menurut dia, ada birokrasi yang salah dan dia hadir untuk membenahi itu.

"Hari ini ancamannya saya dibenci ibu-ibu kalau gagal urusan beras," kata Budi.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com