Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lakukan Negosiasi, China Sepakat Meningkatkan Permintaan Impor dari AS

Kompas.com - 20/05/2018, 15:12 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com – Dalam negosiasi perdagangan antara Amerika dan China, akhirnya China memutuskan untuk sepakat meningkatkan impor barang dan jasa AS agar defisit perdagangan di antara kedua negara tersebut dapat dikurangi.

Hal inilah yang menjadi prioritas pemerintah Trump dalam negosiasi perdagangan antara China dan AS yang dilakukan di Washington selama dua hari.

Perjanjian ini tidak begitu saja mengakhiri ketegangan antara China dan Amerika, namun merupakan langkah yang cukup besar bagi kedua negara tersebut. Dalam pengumuman hasil negosiasi ini, tidak disebutkan jumlah dana yang harus dikucurkan oleh China dalam proses ini.

Di sisi lain, dalam rilis hasil negosiasi AS dan China juga tidak beritakan lebih lanjut mengenai nasib produk perusahaan teknologi China ZTE yang sebelumnya diisukan akan kembali memasuki pasar AS setelah Trump berkicau akan membantu China dalam hal itu.

“Untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dan kebutuhan akan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, China akan meningkatkan permintaan terhadap barang dan jasa Amerika,” ujar rilis, yang dikutip melalui CNNMoney, Minggu (20/5/2018).

Adapun hasil negosiasi ini diharapkan juga dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja di Amerika Serikat.

Sebelumnya, pada Kamis (17/5/2018) Pemerintah Amerika mengatakan, China melakukan penawaran untuk meningkatkan ekspor AS ke China hingga 200 miliar dollar AS. Namun, Menteri Luar Negeri China Lukang berujar penawaran tersebut tak pernah dilakukan.

Selain itu, Pemimpin Senat AS Chuck Summer mengritisi keputusan negosiasi antara AS dan China yang dia anggap tidak memberikan sanksi yang cukup tegas untuk ZTE.

“Jika pemerintah memutuskan untuk membiarkan ZTE, meskipun mereka telah didenda, hal ini akan menunjukkan kepada Presiden Xi bahwa kita adalah negosiator yang lemah,” ujarnya.

Schumer juga mengatakan, pernyataannya tersebut juga merupakan bentuk protesnya terhadap kurangnya langkah konkret pemerintah dalam melindungi kekayaan intelektual AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com