Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

India Sebut Harga Minyak 80 Dollar AS Tidak Masuk Akal

Kompas.com - 21/05/2018, 06:03 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

NEW DELHI, KOMPAS.com – Menteri Energi India Dharmendra Pradhan melakukan pembicaraan dengan Menteri Perminyakan Arab Saudi Khalid Al Falih pada Kamis (17/5/2018) terkait meingkatnya harga minyak dan dampaknya terhadap perekonomian India.

Dalam pembicaraan tersebut, India meminta jaminan dari Arab Saudi sebagai produsen minyak terbesar OPEC agar harga minyak tetap terjaga stabil.

Dikutip melalui CNNMoney, perwakilan dari Departemen Kerja Sama Internasional Kementerian Energi India Sanjay Sudhir mengatakan, melonjaknya harga minyak hingga 80 dollar per barel terlalu tidak masuk akal.

“Harga ini juga bukan yang diinginkan pasar,” ujarnya.

Baca juga: Morgan Stanley: 2020 Harga Minyak Bisa Tembus 90 Dollar AS Per Barel

“Kami tidak mengatakan harga minyak harus di bawah 25 dollar per barrel, yang terpenting harga (minyak) tersebut masuk akal,” lanjutnya.

Sebagai informasi, harga minyak dunia telah meningkat hingga 20 persen sepanjang tahun 2018 ini, dan melonjak hingga 40 persen dalam waktu 12 bulan belakangan ini.

Brent sebagai patokan harga minyak mentah dunia menembus 80 dollar AS per barrel pada Kamis, (17/5/2018) waktu setempat.

Keputusan Donald Trump untuk keluar dari perjanjian kerja sama nuklir dengan Iran serta merosotnya produksi minyak Venezuela menjadi faktor yang mendorong melonjaknya harga minyak dunia beberapa waktu belakangan.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Perminyakan Arab Saudi mengatakan pihaknya akan bekerja sama dengan negara anggota OPEC lain serta Rusia untuk memastikan ketersediaan pasokan minyak untuk mengurangi risiko kekurangan pasokan.

Arab Saudi telah berdiskusi dengan Uni Emirat Arab untuk merespon kondisi volatilitas pasar dan akan membicarakan hasil diskusi tersebut dengan Rusia.

Perhatian India terkait meningkatnya harga minyak adaah hal yang wajar, mengingat harga minyak yang cukup rendah di negara tersebut telah menjadi motor penggerak pembangunan India sehingga menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesar dalam beberapa waktu belakangan.

Berdasarkan penelitian, setiap harga minyak dunia meningkat 10 dollar AS per barrel, dapat mengurangi 0,2 hingga 0,3 persen rata-rata pertumbuhan ekonomi mereka.

“Dengan kondisi harga minyak yang terus naik, konsumsi India akan memerlukan usaha lebih agar dapat tetap tumbuh,” ujar analis BMI Research.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com