Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konsumsi Listrik Per Kapita Indonesia Masih Lebih Rendah dari Malaysia

Kompas.com - 22/05/2018, 17:00 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Konsumsi listrik per kapita di Indonesia cenderung rendah. Padahal, penggunaan listrik menjadi indikator kemajuan suatu negara.

"Saat ini level penggunaan listrik perkapita Indonesia kalau di ASEAN setara dengan Vietnam, sementara kalau dengan Malaysia kita masih kalah," kata Menteri Perencananan Pembangunan Nasional (PPN) Bambang Brodjonegoro, Selasa (22/5/2018).

Adapun konsumsi listrik per kapita Indonesia pada tahun 2017 adalah 1.012 kWh dari target 1.058 kWh per kapita. Sementara untuk Malaysia, konsumsi listrik di tahun 2016 sudah mencapai 4.460 kWh per kapita.

"Dengan kondisi kita saat ini, kita membutuhkan waktu kira-kira 5 tahun untuk dapat setara dengan konsumsi listrin per kapita Malaysia sekarang," ujarnya.

Untuk dapat meningkatkan konsumsi listrik per kapita di Indonesia, maka ketersediaan listrik juga harus merata, terutama di daerah-daerah terpencil. Untuk dapat meningkatkan permintaan terhadap listrik, kegiatan ekonomi di wilayah yang termasuk dalam kategori terpencil harus digerakkan.

"Konsumsi listrik per kapita itu kan dari demandnya. Intinya kan sekarang kegiatan ekonomi nya yang menggerakkan permintaan listriknya. Bukan PLN nya," jelasnya.

Menurut dia, banyak wilayah di luar Jawa yang memang sudah tersambung dengan listrik namun, secara kualitas belum tentu terjamin.

Beberapa wilayah yang tidak dapat dijangkau oleh PLN menggunakan genset dengan bahan bakar solar sebagai tenaga pembangkit listrik, namun, tentu waktu penggunaan listrik terbatas, tidak sampai 24 jam.

"Memang genset bisa menjadi solusi, tapi dia sifatnya hanya sementara, tidak bisa terus menerus," kata Bambang.

Dirinya mengatakan, pengunaan energi terbarukan dapat menjadi solusi terbatasnya askes listrik di wilayah terpencil ini. Selain itu, keterlibatan masyarakat dalam proses produksi energi terbarukan untuk listrik pun dapat menjadi salah satu motor penggerak kegiatan ekonomi masyarakat di sekelilingnya.

"Kasus yang Mentawai itu misalnya, sumber biomass nya itu kan bambu. Bambunya yang nanam itu masyarakatnya sendiri. Jadi itu menggabungkan perhutanan sosial dengan renewable energy," ujarnya.

Sementara untuk di wilayah kota, pemanfaatan sampah melalui Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) juga dapat dilakukan sebagai bagian dari kegiatan masyarakat kota.

"Waste management system itu harus menjadi bagian dari kegiatan kota, jangan seolah waste itu tidak ada ujungnya. Waste itu harus punya nilai tambah," tukas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com