Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dow Jones Jatuh setelah Trump Batalkan Pertemuan dengan Korea Utara

Kompas.com - 25/05/2018, 07:07 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Pasar saham Amerika Serikat ditutup melemah pada Kamis (24/5/2018) waktu setempat selepas Presiden Trump membatalkan pertemuan dengan Korea Utara pada 12 Juni mendatang.

Investor melepas portofolio investasi mereka dengan alasan kekhawatiran terhadap kondisi geopolitik.

Baca: Trump Batalkan Pertemuannya dengan Kim Jong Un

Dow Jones Industrial Average ditutup merosot 75,05 poin menjadi 24.881,76. Adapun indeks S&P 500 turun 5,53 poin menjadi 2.727,76, dan Nasdaq Composite terkoreksi 1,53 poin menjadi 7.424,43.

Sebelumnya Trump mengatakan, pertemuannya dengan Kim Jong Un dibatalkan sebagai bentuk kemarahan luar biasa dan permusuhan terbuka terhadap pernyataan Korea Utara yang dilakukan oleh Menteri Luar Negeri Choe Sun Hui.

Dalam pernyataan tersebut, Choe Sun Hui mengatakan bahwa Korea Utara bisa saja menyerang AS.

Berdasarkan kondisi tersebut, pasar saham sedikit mengalami perubahan karena investor memerlukan waktu untuk mencerna data-data ekonomi serta perkembangan pasar dagang.

Pada hari Rabu (23/5/2018) sebelumnya, Wallstreet sempat melemah kemudian ditutup menguat selepas Bank Sentral Amerika Federal Reserve merilis risalahnya yang menyatakan akan meningkatkan suku bunga secara bertahap meskipun inflasi telah mencapai target.

Baca: Inflasi AS Naik di Kisaran 2 Persen, The Fed Belum Naikkan Suku Bunga

Kekhawatiran mengenai The Fed akan menaikkan suku bunga lebih cepat telah memengaruhi yield obligasi US Treasury dan dollar AS beberapa waktu belakangan, yang turut memengaruhi gejolak pasar saham.

Ditambah lagi, dikutip dari Fox Business,investor juga sedang mengkhawatirkan diterapkannya tarif impor pada kendaraan dan perangkat otomotif, menunggu hasil investigasi dari Kementerian Perdagangan.

"Jika Presiden melakukan ini untuk pemilihnya di Rust Belt, saya tidak yakin mereka akan memandang diterapkannya tarif dapat membantu, mengingat sebagian besar pekerja otomotif bekerja untuk Toyota dan Honda," ujar Direktur Aset dan Alokasi Strategi People's United Wealth Management Albert Brenner.

"Sebagai bentuk reaksi pasar, sell-off yang terjadi pada pasar otomotif kemarin merupakan pertanda awal," ujar Brenner.

"Hal apapun terkait perang dagang akan membuat kondisi pasar tidak stabil dan mencegahnya untuk bergerak lebih tinggi. Lebih dari 30 persen GDP global berasal dari perdagangan internasional," jelasnya.

Sementara itu berdasarkan data yang dirilis pada Kamis ini, data pengangguran mingguan di AS meningkat 234.000 jiwa.

Berdasarkan risalah The Fed, pejabat bank sentral menunjukkan indikasi akan meningkatkan suku bunga sesegera mungkin, pada Juni mendatang.

Di sisi lain, ketidakpastian kondisi geopolitik nampaknya memberikan dampak bank untuk komoditas emas. Setelah sebelumnya komoditas ini sempat menyentuh harga terendahnya tahun ini, pada Kamis ini harga emas menyentuh 1.300 dollar AS per ons.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bea Cukai Jember Sita 59 Liter Miras Ilegal Bernilai Belasan Juta Rupiah di Kecamatan Silo

Bea Cukai Jember Sita 59 Liter Miras Ilegal Bernilai Belasan Juta Rupiah di Kecamatan Silo

Whats New
IHSG Berakhir di Zona Merah, Rupiah Stabil

IHSG Berakhir di Zona Merah, Rupiah Stabil

Whats New
Laba Bersih PTBA Turun 51,2 Persen Menjadi Rp 5,2 Triliun pada 2023

Laba Bersih PTBA Turun 51,2 Persen Menjadi Rp 5,2 Triliun pada 2023

Whats New
PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Whats New
Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Whats New
Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Whats New
5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

Work Smart
Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Whats New
Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Whats New
Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Whats New
Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Whats New
Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Whats New
Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Whats New
Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com