Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akhir Cerita Panjang dari Jarong Titih Nagari Padang Tarok soal Akses Air...

Kompas.com - 25/05/2018, 19:18 WIB
Mutia Fauzia,
Palupi Annisa Auliani

Tim Redaksi


KOMPAS.com
—Dailismar (73), warga Jarong Titih Nagari Padang Tarok, Kabupaten Agam, Sumater Barat, akhirnya bisa menikmati air bening tanpa harus menempuh perjalanan beberapa kilometer.

Air kekuningan saat musim penghujan atau sebaliknya kekeringan setiap musim kemarau pun tinggal cerita lama. Seperti seharusnya....

Semua karena sekarang ada sumur bor baru, yang lokasinya 100 meter dari rumah Dailismar.

Selama ini, pilihan yang ada buat dia adalah air sungai—berjarak 2 kilometer dari rumahnya—, air tadah hujan bila sedang musim penghujan, dan sumur dari program nasional penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (Pamsimas).

"(Masalahnya, Pamsimas) itu pun airnya kuning (kalau ada). Volumenya juga tidak mencukupi buat sehari," kata Dailismar, saat dijumpai Kompas.com di rumahnya, Kamis (24/5/2018).

Pamsimas juga baru ada di wilayah ini sejak 2006. Karena volume Pamsimas yang terbatas itu, setiap rumah di kawasan ini hampir pasti punya tempat penampungan air hujan.

"Air hujan untuk cuci-cuci," ujar Dailismar.

Nah, sumur bor yang baru sekarang mengirimkan debit air 2 liter per detik. Memasak juga tak lagi perlu membeli air minum dalam kemasan, karenanya.

Dailismar (73) warga Jaronh Titih, Nagari Padang Tarok, Kecamatan Baso, Kabupaten Agam di ruang penampungan air miliknya, Kamis (24/5/2018).KOMPAS.com/MUTIA FAUZIA Dailismar (73) warga Jaronh Titih, Nagari Padang Tarok, Kecamatan Baso, Kabupaten Agam di ruang penampungan air miliknya, Kamis (24/5/2018).

Sum (65), warga setempat juga, menuturkan kisah serupa tentang kesulitan air yang selama puluhan tahun menjadi keseharian warga. Jarak 2 kilometer yang selama ini harus dia tempuh untuk mendapatkan air bersih dari sungai sudah tergantikan jaringan air dari sumur bor baru.

"Air sudah masuk ke rumah, sudah disalurkan ke rumah-rumah, bisa dipakai untuk mandi, wudhu, masak. Dulu masak pakai galon sekarang galon buat minum saja," ujar Sum.

Upaya mendapatkan air bukan berarti tak pernah dilakukan warga. Pada suatu ketika dulu, pernah dibuat sumur bor sampai kedalaman 26 meter.

Namun, sampai kedalaman itu didapati ada batu besar yang menghalangi air. Upaya pun terhenti lagi. Terlebih lagi, hanya Jarong Titih Nagari Padang Tarok saja di Kecamamatan Baso yang mengalami kesulitan air.

Sumur bor yang baru merupakan bagian dari garapan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Menurut Sum, air dari sumur yang baru ini juga bagus, meski masih ada pengaturan waktu alir air, yaitu mulai mengalir setiap selepas ashar.

"Kalau Pamsimas dulu ada endapan di bawahnya. Kalau ini, tidak," tutur Sum.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arcandra Tahar mengatakan, pembangunan sumur bor air tanah merupakan program pengentasan daerah sulit air bersih di daerah terpencil, tertinggal, dan terdepan (3T) serta daerah perbatasan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com