Kuartal I/2018, Tertanggung Industri Asuransi Jiwa Turun 1,6 Persen

JAKARTA, KOMPAS.com—Selama kuartal I/2018, jumlah tertanggung asuransi jiwa turun 1,6 persen dibandingkan periode yang sama setahun lalu, merujuk data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI).

Hingga akhir periode yang berakhir 30 Maret 2018, jumlah tertanggung tercatat 58.270.809 orang.

"Penurunan jumlah tertanggung, baik perorangan maupun kumpulan, dikarenakan banyaknya klaim nilai tebus (surrender) dengan proporsi terhadap total klaim mencapai 60,3 persen di kuartal I 2018 ini," ujar Ketua Bidang Kerjasama Hubungan Internasional Wiroyo Karsono dalam konferensi pers di Rumah AAJI, Senin (28/5/2018).

Menurut Wiroyo, penurunan total tertanggung ini dipengaruhi susutnya jumlah total tertanggung kumpulan sebesar 1,8 persen menjadi 40.868.202. Adapun tertanggung individu juga tercatat turun 1,2 persen menjadi 17.402.607 orang.

Baca juga: Awal 2018, Industri Asuransi Jiwa Tebus Klaim Rp 34,51 Triliun

Meski begitu, kata Wiroyo, jumlah tenaga pemasar asuransi jiwa tercatat masih tumbuh. Hingga akhir kuartal I/2018 tercatat ada 592.914 tenaga pemasar, tumbuh 4,7 persen dibandingkan periode yang sama setahun lalu yang tercatat 566.536 orang.

"Di mana 91,1 persen dari total tenaga pemasar tersebut berasal dari saluran keagenan," jelas Wiroyo.

AAJI juga mencatat, jumlah tenaga pemasar berdasarkan saluran keagenan berlisensi pada kuartal I/2018 meningkat 4,9 persen menjadi 540.058 orang dibandingkan kuartal I/2017 sebanyak 514.906 orang.

Baca juga: Perhatikan Hal Ini Sebelum Pilih Asuransi Mobil

Adapun untuk jumlah tenaga pemasaran yang berasal dari bancassurance pada kuartal I/2018 berjumlah 28.464 orang. Angka ini meningkat 5,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yaitu 26.880 orang.

Adapun untuk jumlah tenaga pemasaran yang berasal dari saluran alternatif menyusut 0,7 persen dari 24.570 orang pada kuartal I/2017, menjadi 24.391 orang di periode saat ini.

"AAJI dan industri asuransi jiwa akan terus berusaha untuk tetap menjaga kepercayaan masyarakat terhadpa bisnis asuransi, dengan merekrut tenaga pemasaran berlisensi yang andal dan berkualitas," papar Wiroyo.