Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS EKONOMI

Buka Tutup Bandara Sekitar Gunung Merapi Demi Keselamatan Penerbangan

Kompas.com - 02/06/2018, 12:39 WIB
Kurniasih Budi

Penulis


KOMPAS.com - Erupsi Gunung Merapi di perbatasan Yogyakarta dan Jawa Tengah  yang terjadi Jumat (1/6/2018) sekitar pukul 08.20 WIB ternyata berdampak pada operasional bandara-bandara yang berada di dekatnya.

Dua bandara yang terdampak erupsi Gunung Merapi yakni Bandara Internasional Ahmad Yani, Semarang dan Bandara Internasional Adi Soemarmo, Solo.

Berdasarkan rekapitulasi laporan penerbangan (AIREP) di wilayah tersebut dan Citra Satelit Cuaca Himawari pada pukul 15.00 WIB, teridentifikasi sebaran abu vulkanik bergerak ke arah utara dengan kecepatan angin 10 knots, ke timur dengan kecepatan angin 5 knots, ke selatan dengan kecepatan angin 15 knots, dan ke barat daya. Perkiraan ketinggian abu vulkanik mencapai FL380.

Sementara, berdasarkan observasi di darat (ground observation) pukul 15.10 WIB, dilaporkan ada sebaran abu vulkanik di dua bandara tersebut.

(Baca: Bandara Internasional Adi Soemarmo Kembali Dibuka Pasca-Erupsi Merapi)

AirNav yang melakukan paper test airside juga menyatakan kedua bandara positif mengandung debu vulkanik dan berpotensi mempengaruhi keselamatan operasional penerbangan.

Berdasarkan data-data tersebut, buka tutup di dua bandara tersebut dilakukan untuk keselamatan penerbangan.

Direktorat Jenderal Perhubungan Udara selaku regulator penerbangan nasional mengapresiasi langkah yang diambil oleh pengelola bandara dan AirNav tersebut.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Agus Santoso saat memaparkan perkembangan penerbangan Indonesia di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Jumat (23/3/2018). Dari hasil audit Dewan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) pada 2017 lalu performa navigasi Indonesia mendapat nilai sangat baik mencapai 86 persen, berada di atas ratarata global yakni 60,7 persen.KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Agus Santoso saat memaparkan perkembangan penerbangan Indonesia di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Jumat (23/3/2018). Dari hasil audit Dewan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) pada 2017 lalu performa navigasi Indonesia mendapat nilai sangat baik mencapai 86 persen, berada di atas ratarata global yakni 60,7 persen.
Dirjen Perhubungan Udara, Agus Santoso, mengatakan keselamatan penerbangan tidak boleh ditawar-tawar. Kalau ada hal-hal yang meragukan, maka operasional penerbangan harus ditunda atau dihentikan.

"Sebenarnya ada tiga bandara di sekitar Gunung Merapi, yaitu dua bandara tersebut dan Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta. Untuk saat ini yang terdampak bandara di Solo dan Semarang karena arah anginnya ke sana," kata Agus dalam siaran tertulis, Sabtu (2/6/2018).

Saat ini, imbuhnya, status Gunung Merapi masih waspada. Artinya, ada kemungkinan terjadi erupsi lagi.

"Bukan tidak mungkin nantinya bandara di Jogja akan terdampak. Untuk itu, semua personil dari stakeholder penerbangan di daerah tersebut harus terus waspada memantau keadaan terkini dan bekerja sama melakukan hal yang tepat dan terbaik," ujarnya.

Dukungan penumpang

Kementerian Perhubungan juga meminta penumpang yang terdampak, baik di dua bandara tersebut maupun bandara lain yang terhubung, untuk memaklumi kebijakan buka tutup itu.

"Saya berharap penumpang untuk memaklumi adanya buka tutup bandara ini, walau pun mungkin terasa merugikan. Namun, ini demi keselamatan penerbangan dan juga keselamatan para penumpang juga," kata Agus.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com