Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur BI: Kita Mengalami Inflasi Terendah Jelang Lebaran

Kompas.com - 04/06/2018, 15:53 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengungkapkan inflasi pada Mei 2018 sebesar 0,21 persen merupakan posisi yang terendah untuk kondisi menjelang Lebaran dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Hal tersebut merupakan poin positif karena berdasarkan pengalaman yang lalu, inflasi biasanya merangkak naik mendekati Hari Raya Idul Fitri setiap tahunnya.

"Ini termasuk inflasi terendah pada bulan puasa dari tahun-tahun sebelumnya. Dampak nilai tukar terhadap inflasi juga tidak besar, ini membuktikan pendapat analis yang mengatakan nilai tukar melemah inflasi akan melambung itu tidak tepat," kata Perry saat ditemui di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Senin (4/6/2018).

Baca: Inflasi Mei Capai 0,21 Persen

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), posisi inflasi pada Mei 2018 lebih rendah dibandingkan Mei 2017 sebesar 0,39 persen. Terlepas dari perbandingan periode yang sama, jika menggunakan ukuran satu bulan sebelum Lebaran tiba, maka inflasi Mei 2018 juga lebih rendah dari Mei 2017.

Jika ditarik mundur lagi ke belakang, untuk tahun 2016 di mana bulan puasa jatuh pada Juni dan Lebaran pada Juli, inflasi jauh lebih besar, yaitu 0,66 persen pada Juni dan 0,69 persen pada Juli.

Menurut Kepala BPS Suhariyanto, inflasi Mei terjaga karena salah satunya harga dan stok beras yang terkendali.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, posisi inflasi Mei 2018 merupakan capaian positif. Biasanya, inflasi pada bulan puasa menjelang Lebaran bisa mencapai 0,5 persen yang disebabkan oleh kenaikan harga-harga bahan pokok dan indikator pendorong lainnya.

"Kalau dilihat tahun lalu, menjelang Lebaran itu (inflasi) bisa hampir mencapai 0,5 persen. Jadi, ini menunjukkan kami sama-sama menjaga agar daya beli masyarakat tidak tergerus dengan kenaikan harga," tutur Sri Mulyani.

Berkaitan dengan dampak pelemahan rupiah terhadap dollar AS, dinilai Sri Mulyani memang sempat dikhawatirkan meningkatkan inflasi, terlebih sudah mendekati Lebaran. Namun, berkat koordinasi pemerintah dengan pemangku kepentingan, stabilitas tetap bisa dijaga.

"Kemarin kami lihat dengan gejolak penguatan dollar AS, itu berpotensi meningkatkan inflasi, namun stabilitas dari sisi harga-harga pangan dan pasokan memberikan tingkat kepastian dan stabilitas yang baik. Kami akan terus jaga kondisi ini sehingga keseluruhan per tahun masih sesuai dengan kondisi APBN," ujar Sri Mulyani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com