Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Perikanan Norwegia Klarifikasi Menteri Susi untuk Beberapa Isu

Kompas.com - 07/06/2018, 07:26 WIB
Wisnu Nugroho

Penulis

Oslo, Kompas.com - Dalam suasana yang hangat di musim panas yang sejuk, Menteri Perikanan Norwegia Per Sandberg menerima Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti di Oslo, Norwegia, Rabu (6/6/2018).

Pertemuan yang didampingi masing-masing pejabat terkait itu digelar dalam jamuan makan malam di Engebret Cafe yang terletak di pusat Kota Oslo. Engebret Cafe merupakan tempat makan bersejarah di Oslo karena didirikan sejak 1857.

Sandberg dan pendamping sebagai tuan rumah sudah menunggu sejak pukul 18.00. Menteri Susi dan pendamping baru tiba sekitar pukul 19.00 lantaran penundaan penerbangan dari Roma ke Oslo sekitar 25 menit.

Sejumlah isu hangat diklarifikasi dalam pertemuan itu.

Baca juga: Ditentang di Indonesia, Menteri Susi Dipuji Dunia karena Melawan Illegal Fishing

Dalam pembicaraan yang hangat dan serius untuk beberapa pokok persoalan, Menteri Susi menjelaskan posisi Indonesia untuk beberapa hal seperti impor ikan salmon Indonesia dari Norwegia dan kaitannya dengan minyak kelapa sawit.

Sejumlah pertanyaan sekaligus klarifikasi disampaikan dalam diskusi sekitar satu jam tersebut. Selain jajaran Kementerian Kelautan dan Perikanan, Menteri Susi didampingi Duta Besar Indonesia untuk Norwegia Todung Mulya Lubis.

Pertemuan yang dilakukan ini merupakan upaya untuk mendorong kepentingan Indonesia di sektor kelautan dan perikanan.

Ikan salmonShutterstock Ikan salmon
Dibicarakan juga rancangan MoU Kerja Sama Kelautan dan Perikanan Indonesia-Norwegia, Indonesia-EFTA Comprehensive Economic Partnership Agreement (IE CEPA), Our Ocean Conference, dan potensi kerja sama lain di bidang kelautan dan perikanan antara Indonesia dan Norwegia.

Baca juga: Menteri Susi Menjajakan Pin di Kantor Pusat FAO di Roma

Belum selesai Menteri Susi berbicara tentang seluruh agenda, Sandberg dengan sambil tersenyum menyatakan akan hadir di Nusa Dua, Bali untuk Our Ocean Conference, 29-30 Oktober 2018.

Kesediaan Sandberg disambut tawa Menteri Susi yang kemudian menyodorkan undangan.

Our Ocean Conference (OOC) 2018 yang mengambil tema "Our Ocean, Our Legacy" merupakan konferensi ke-5 di mana Indonesai menjadi tuan rumah.

Our Ocean Conference 2018 akan digelar di Nusa Dua, Bali, 29-30 Oktober 2018. Indonesia akan menjadi tuan rumah untuk 31 kepala negara dan 200 meneri dari 149 negara yang diundang.Kompas.com/Wisnu Nugroho Our Ocean Conference 2018 akan digelar di Nusa Dua, Bali, 29-30 Oktober 2018. Indonesia akan menjadi tuan rumah untuk 31 kepala negara dan 200 meneri dari 149 negara yang diundang.
OOC 2018 akan mengundang sekitar 31 kepala negara dan 200 menteri teknis dan menteri luar negeri dari 149 negara.

Kesanggupan Sandberg untuk datang di OOC 2018 merupakan kelanjutan dukungan Norwegia yang disampaikan dalam pertemuan sebelumnya pada 18 April 2018.

Tahun 2019, Norwegia akan jadi tuan rumah penyelenggara pertemuan ke-6 OOC 2019. 

Defisit

Terkait perdagangan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor produk kelautan dan perikanan Indonesia ke Norwegia tahun 2017 sebesar 50.719 dollar AS dengan komoditas ekspor terdiri dari ikan hias, invetrebrata air dan udang.

Sementera komoditas yang diimpor Indonesia dari Norwegia adalah salmon dan trout, makarel, kepiting, rajungan dan tepung ikan/palet dengan nilai 39.055.227 dollar AS. Defisit perdagangan Indonesia sekitar 39.000.000 dollar AS.

Kompas TV Susi menekankan, investasi tak hanya soal bisnis tapi juga agar investasi maritim tak hanya didominasi satu negara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com