Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“Airport Tax” Domestik di Bandara Ahmad Yani Tetap Rp 50.000

Kompas.com - 12/06/2018, 10:11 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com – Beroperasinya terminal baru di Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang, Jawa Tengah tidak lantas membuat tarif airport tax mengalami kenaikan. Pengelola bandara memastikan saat ini pelayanan jasa penumpang itu tidak akan naik dalam waktu dekat.

“Untuk domestik saat ini tetap Rp 50.000,” kata Manager Operasional Bandara Internasional Ahmad Yani, Agus Sina, saat ditemui di terminal bandara, Senin (11/6/2018) kemarin.

Selain tarif domestik yang tak berubah, tarif untuk penerbangan internasional juga belum mengalami perubahan. Pungutan jasa pelayanan penumpang untuk rute internasional masih sama Rp 150.000.

“Belum ada kenaikan, masih di tarif yang lama. Semua include di dalam tiket,” kata dia.

Baca juga: Resmikan Terminal Baru Bandara Ahmad Yani, Jokowi Senang Sudah Tidak Kumuh

Agus mengatakan, pihak pengelola bandara sampai saat ini masih fokus melayani angkutan Lebaran saat arus mudik dan balik 2018 ini. Sebagian lainnya juga masih fokus pada operasi boyongan dari terminal lalu.

Selain itu, di terminal baru juga sedang dilakukan pengembangan sarana prasarana sehingga belum mengajukan penambahan tarif.

“Kami masih fokus pengembangan di sarana prasarana. Pengajuan airport tax nanti sambil jalan akan diusulkan. Kalau naik, pasti akan lebih memberi kenyamanan dibanding sebelumnya,” tambahnya.

Terminal baru Bandara Internasional Ahmad Yani sendiri mulai dioperasikan sejak 6 Juni lalu, dan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 7 Juni 2018 lalu. Bangunan tiga lantai itu diproyeksi menampung hingga 7 juta penumpang pertahun, atau sekitar 20.000 penumpang perhari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com