Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Dagang Memanas, Neraca Perdagangan Kemungkinan Kembali Defisit

Kompas.com - 20/06/2018, 12:24 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Kurniasih Budi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dampak perang dagang, terutama antara Amerika Serikat dengan China, dikhawatirkan berdampak kepada kinerja perdagangan di Indonesia yang terlihat dari neraca perdagangan pada Mei 2018.

Badan Pusat Statistik (BPS) biasanya menjadwalkan rilis neraca perdagangan tiap bulan pada pertengahan bulan berikutnya, namun karena ada libur Lebaran, rilis baru akan disampaikan pekan ini.

"Dari perkembangan perang dagang, dapat berpengaruh langsung terhadap komoditas dan aneka industri serta perusahaan yang berorientasi ekspor lainnya. Di semester II ini sangat mungkin neraca perdagangan kembali defisit," kata Bhima Yudhistira Adhinegara, ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) saat dihubungi Kompas.com, Rabu (20/6/2018) pagi.

Adapun sejak awal tahun, neraca perdagangan lebih banyak mengalami defisit ketimbang surplus.

(Baca: Cerita di Balik Tingginya Impor dan Lambatnya Ekspor)

Defisit neraca perdagangan terjadi pada Januari (minus 0,68 miliar dollar AS), Februari (minus 0,12 miliar dollar AS), dan April (minus 1,63 miliar dollar AS) sedangkan surplus terjadi pada Maret (1,09 miliar dollar AS).

Ketidakpastian perang dagang antara AS dengan China diyakini berdampak pada negara-negara berkembang termasuk Indonesia.

Terlebih, AS dan China termasuk negara tujuan ekspor terbesar untuk Indonesia.

"Tekanan impor migas terus meningkat. Aksi jual bursa juga berpotensi naik seiring perkembangan perang dagang yang berpengaruh secara langsung terhadap emiten yang berkaitan dengan ekspor," ujar Bhima.

(Baca: China Balas Ancam Berlakukan Tarif Produk Energi dari Amerika Serikat)

Presiden AS Donald Trump baru-baru ini mengutarakan keinginannya untuk memberlakukan tarif 10 persen untuk produk China senilai 200 miliar dollar AS.

Trump juga sudah meminta US Trade Representative, Robert Lightizer, untuk mulai mengidentifikasi produk apa saja yang akan dikenakan tarif.

China pun sebelumnya sudah menaikkan tarif 50 miliar dollar AS atas produk asal Amerika.

Lebih jauh lagi, China memperingatkan akan membatalkan perjanjian dagang dengan AS jika ada kenaikan tarif impor untuk beberapa komoditas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

Whats New
BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

Whats New
Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April Melambat Jadi 52,30

Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April Melambat Jadi 52,30

Whats New
Intip 'Modern'-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS

Intip "Modern"-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS

Whats New
IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

Whats New
Logam Mulia Bisa Jadi Pelindung Aset, Bagaimana Penjelasannya?

Logam Mulia Bisa Jadi Pelindung Aset, Bagaimana Penjelasannya?

BrandzView
KKP Mulai Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Ini Lokasinya

KKP Mulai Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Ini Lokasinya

Whats New
Namanya 'Diposting' Jadi Menteri BUMN di Medsos, Menteri KKP: Kita Urus Lobster Dulu...

Namanya "Diposting" Jadi Menteri BUMN di Medsos, Menteri KKP: Kita Urus Lobster Dulu...

Whats New
Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

Whats New
Foxconn Tak Kunjung Bangun Pabrik di RI, Bahlil: Masih Nego Terus...

Foxconn Tak Kunjung Bangun Pabrik di RI, Bahlil: Masih Nego Terus...

Whats New
Strategi Bisnis Bank Jatim di Tengah Tren Suku Bunga Tinggi

Strategi Bisnis Bank Jatim di Tengah Tren Suku Bunga Tinggi

Whats New
Sambangi Gudang DHL, Dirjen Bea Cukai: Proses Kepabeanan Tak Bisa Dipisahkan dari Perusahaan Jasa Titipan

Sambangi Gudang DHL, Dirjen Bea Cukai: Proses Kepabeanan Tak Bisa Dipisahkan dari Perusahaan Jasa Titipan

Whats New
Bank Jatim Cetak Laba Rp 310 Miliar pada Kuartal I-2024

Bank Jatim Cetak Laba Rp 310 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
BKKBN Sosialisasi Cegah 'Stunting' melalui Tradisi dan Kearifan Lokal 'Mitoni'

BKKBN Sosialisasi Cegah "Stunting" melalui Tradisi dan Kearifan Lokal "Mitoni"

Whats New
Cara Membuat CV agar Dilirik HRD

Cara Membuat CV agar Dilirik HRD

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com