Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tingkatkan Efisiensi, PLN Perketat Pengadaan Barang dan Jasa

Kompas.com - 20/06/2018, 18:22 WIB
Kurniasih Budi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) akan memperketat pengadaan barang dan jasa untuk transmisi dan distribusi listrik.

Dengan strategi itu, PLN mengklaim Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang dipakai untuk transmisi maupun distribusi ketenagalistrikan bisa semakin meningkat. Dengan demikian, PLN bisa melakukan efisiensi pengadaan sampai 15 persen.

"Malahan bisa lebih 15 persen efisiensinya. Kita juga kan inginnya TKDN terus meningkat dalam hal ini," kata Direktur Perencanaan Korporat PLN Syovfi Felienty Roekman dikutip dari Kontan.co.id, Rabu (20/6/2018).

Saat ini, PLN memilih skema Man Transmision Unit (MTU) dalam proses pengadaan barang dan jasa untuk transmisi dan distribusi. Dengan begitu, semua proses pengadaannya ditangani oleh PLN Pusat.

(Baca: Sebelum Tambah Subsidi, Sri Mulyani Teliti Keuangan PLN dan Pertamina)

Sementara itu, unit-unit PLN ditugaskan untuk melaksanakan pemasangan, services dan installment transmisi, juga distribusi pembangkit.

"Seperti trafonya sudah dibeli di pusat, GIS juga sudah di sana, underground cable, overhead line, dan juga tower-nya," kata Syovfi.

Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas Mobile Power Plant (PLTG/MG MPP) Ternate, Maluku Utara berkapasitas 30 MW mulai beroperasi, Minggu (18/3/2018)KOMPAS.com/YAMIN ABD HASAN Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas Mobile Power Plant (PLTG/MG MPP) Ternate, Maluku Utara berkapasitas 30 MW mulai beroperasi, Minggu (18/3/2018)

Untuk diketahui, saat ini PLN tengah berencana membangun transmisi listrik Jawa, Bali, Sumatra, dan Sulawesi sampai 46.000 Kilometer (km).

Rencananya transmisi listrik dibangun dengan daya bervariasi mulai dari 500 Kilovolt (Kv), 270 Kv, 150 Kv, hingga 100 Kv.

Pada tahun-tahun sebelumnya, Direktur Utama PLN Sofyan Basir memerkirakan rencana pembangunan transmisi listrik bakal menelan investasi hingga Rp 40 triliun.

(Baca: Biaya Sambung Listrik di Daerah 3T Mencapai 150 Kali Lipat dari Jawa)

Menurut Syovfi, pengadaan barang dan jasa yang sudah dilakukan dalam lima tahun terakhir adalah pengadaan trafo listrik.

Sementara, tahun ini, PLN melakukan proses pengadaan Gas Insulated Switchgear (GIS), power, underground cable, dan cable overhead.

"Itu baru setahun ini lah. Untuk IS menyusul seperti conventional switching gitu ya," katanya.

Hanya saja, penerapan barang dan jasa ini belum diterapkan untuk pembangkit duelfuel. Syovfi mengatakan tingkat kesulitannya lebih tinggi apabila harus di-switch.

"Itu untuk yang baru pasti kita siapkan. Kalau yang eksisting kita tes dulu masih bisa masuk atau tidak mesinnya. Tapi kalau yang bisa pasti kita ganti. Karena kita tau BBM impor supaya lebih efisien," ujarnya. (Pratama Guitarra/ Herlina Kartika)


Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: PLN perketat pengadaan transmisi dan distribusi listrik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Whats New
Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Whats New
Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Whats New
Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Whats New
Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan jadi 6,25 Persen

Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan jadi 6,25 Persen

Whats New
Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Earn Smart
Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Earn Smart
Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang jika Mau Maju

Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang jika Mau Maju

Whats New
United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

Whats New
Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Whats New
Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Whats New
KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Earn Smart
Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Whats New
Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com