Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nilai Impor Januari-Mei 2018 Naik 24,75 Persen

Kompas.com - 25/06/2018, 13:04 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Kurniasih Budi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai impor Indonesia medio Januari hingga Mei 2018 mengalami peningkatan 24,75 persen dibandingkan tahun lalu dalam periode yang sama.

Pada Mei 2018, ada kenaikan nilai impor sebesar 9,17 persen dibandingkan April 2018, yakni sebesar 17,64 miliar dollar AS.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, peningkatan terjadi pada impor migas dan nonmigas masing-masing sebesar 1.860,6 juta dollar AS (18,58 persen) dan 13.565,5 juta dollar AS (25,93 persen).

"Kenaikan impor Mei 2018 ini lumayan tajam. Kalau dibanding Mei 2017, naik 28,12 persen," ujar Suhariyanto dalam konferensi pers di kantor BPS, Jakarta, Senin (25/6/2018).

(Baca: Cerita di Balik Tingginya Impor dan Lambatnya Ekspor)

Nilai impor migas pada Mei 2018 merupakan tertinggi dalam 13 bulan terakhir, yakni mencapai 2.816 juta dollar AS.

Suhariyanto mengatakan, peningkatan tersebut dipicu naiknya nilai impor seluruh komponen migas, yaitu minyak mentah yang naik 10,62 persen, hasil minyak naik 29,33 persen, dan gas naik 9,01 persen.

Dari sektor non-migas, peningkatan impor terbesar adalah golongan mesin dan pesawat mekanik sebesar 15,19 persen.

(Baca: Indonesia Paling Banyak Impor Laptop, Notebook, dan iPhone dari China)

Meski demikian, imbuhnya, ada pula penurunan nilai impor sebesar 82,49 persen untuk golongan kapal terbang dan bagiannya.

"Komposisi barang banyak diimpor mesin dan pesawat mekanik untuk barang modal," kata Suhariyanto.

Berdasarkan golongan penggunaan barang, nilai impor tertinggi untuk bahan baku atau penolong sebesar 13.110,3 juta dollar AS atau naik sebesar 9,02 persen dibandingkan April 2018.

Menurut dia, perannya terhadap total impor medio Januari-Mei 2018 sebesar 74,53 persen.

(Baca: Kuartal I 2018, Nilai Investasi Sektor Manufaktur Tembus Rp 62, 7 Triliun)

Adapun komoditas bahan baku yang naik antara lain emas, batu bara untuk memasak, dan beberapa jenis besi.

"Bahan baku atau penolong naik diharapkan mampu menggerakkan industri dalam negeri," kata Suhariyanto.

Sedangkan untuk impor golongan barang modal pada Mei 2018 sebesar 2.807,7 juta dollar AS (naik 6,63 persen) dan golongan barang konsumsi sebesar 1.726,8 dollar AS (naik 14,88 persen).

Kenaikan barang modal sangat dibutuhkan untuk menggerakkan infrastruktur. Dengan meningkatnya infrastruktur, maka diharapkan iklim investasi makin membaik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com