Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penerimaan Pajak hingga Mei Capai Rp 484,5 Triliun

Kompas.com - 26/06/2018, 10:35 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Realisasi penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) non migas dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) mendorong perbaikan kinerja keuangan negara hingga Mei 2018. Dua sektor itu membuat penerimaan negara tumbuh lebih tinggi.

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan, realisasi penerimaan negara hingga 31 Mei 2018 mencapai Rp 685,09 triliun. Jumlah ini setara dengan 36,16 persen target APBN 2018. Dibandingkan periode sama 2017, angka itu tumbuh 15,33 persen year on year (YoY). Pertumbuhan penerimaan negara Mei 2018 juga lebih besar dibandingkan April 2018 yang hanya 13,29 persen. Semua sektor penerimaa negara tumbuh dobel digit.

Di sisi pajak, hingga Mei 2018 realisasinya Rp 484,5 triliun, tumbuh 14,13 persen YoY. Angka ini setara dengan 34,02 persen dari target APBN 2018 yang sebesar Rp 1.424 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pertumbuhan positif penerimaan pajak ditopang pertumbuhan PPh non migas sebesar 14,25 persen dan PPN yang tumbuh 16 pesen.

Baca juga: Penerimaan Pajak 2018 Diprediksi hanya Capai 92 Persen dari Target

Pertumbuhan penerimaan PPh non migas didominasi oleh penerimaan PPh 22 Impor, PPh pasal 25/29 Badan, dan PPh pasal 25/29 OP. Ketiga komponen PPh non migas itu masing-masing tumbuh 30,27 persen, 26,97 persen, dan 20,51 persen secara tahunan pada Januari-Mei 2018.

"Pertumbuhan penerimaan pajak masih ditopang jenis-jenis penerimaan pajak yang berasal dari impor dan produksi. Kinerja positif beberapa jenis pajak memberikan sinyal positif peningkatan aktivitas ekonomi," kata Menkeu.

Sementara penerimaan PPh migas hingga akhir Mei 2018 mencatat tumbuh 3 persen secara tahunan. Itu sama dengan 66,62 persen target APBN 2018. Pertumbuhan penerimaan PPh migas ini terutama ditopang oleh kenaikan harga minyak mentah Indonesia atau ICP.

Lalu penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM), hingga akhir Mei 2018 tercatat tumbuh 16 persen YoY. Penerimaan PPN dan PPnBM terus naik didorong pertumbuhan konsumsi dalam negeri dan kinerja impor.

Walau realisasi penerimaan negara membaik, namun tantangan fiskal belum usai. Ke depan pemerintah harus lebih optimal mengumpulkan penerimaan pajak. Sebab biasanya di semester II, belanja negara semakin kencang.

Hingga akhir Mei 2018, belanja tercatat sebesar Rp 779,51 triliun atau 35,1 persen dari APBN. Sehingga defisit anggaran mencapai Rp 94,43 triliun, naik dari April 2018 yang sebesar Rp 55,1 triliun.

Dengan belanja yang lebih kencang, Menkeu yakin pertumbuhan ekonomi triwulan II-2018 akan terdorong hingga mencapai 5,2 persen.

Project Consultant Asian Development Bank (ADB) Institute Eric Sugandi juga mengatakan, pertumbuhan pajak menandakan gerak ekonomi lebih cepat. Dengan begitu laju ekonomi kuartal II-2018 diprediksi naik sebesar 5,2 persen. (Ghina Ghaliya Quddus)

Berita ini sudah tayang di Kontan.co.id dengan judul Penerimaan pajak sampai Mei melesat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anggota DPR Minta OJK Tangani Aduan Layanan Paylater

Anggota DPR Minta OJK Tangani Aduan Layanan Paylater

Whats New
Kenaikan Suku Bunga BI Tidak Serta Merta Menahan Laju Pertumbuhan Ekonomi

Kenaikan Suku Bunga BI Tidak Serta Merta Menahan Laju Pertumbuhan Ekonomi

Whats New
Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com