Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonom: Defisit Neraca Perdagangan Masih Akan Berlanjut Selama 2018

Kompas.com - 26/06/2018, 14:20 WIB
Mutia Fauzia,
Kurniasih Budi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Defisit neraca perdagangan diprediksi terus berlanjut sepanjang tahun ini. 

Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Pieter Abdullah mengatakan defisit terjadi salah satunya karena surplus perdagangan dari ekspor non-migas tidak lagi bisa menutup defisit pada neraca sektor migas.

Badan Pusat Statistik pada Senin (25/6/2018) lalu mengumumkan defisit neraca perdagangan Indonesia untuk bulan Mei 2018 sebesar 1,52 miliar dollar AS.

"Neraca perdagangan kita pada umumnya positif, di mana surplus di perdagangan non-migas biasanya lebih besar daripada defisit di neraca migas (setelah kita jadi net importer). Tapi selama tahun 2018 (kecuali Maret) surplus non migas tidak bisa lagi menutup defisit migas," ujar Pieter ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (26/6/2018).

(Baca: Neraca Perdagangan Mei 2018 Defisit 152 Miliar Dollar AS)

Terus meningkatnya harga minyak di pasar global yang diikuti dengan pelemahan nilai tukar rupiah menjadi salah satu pendorong defisit neraca perdagangan di sektor migas.

Selain itu, di sisi non-migas, beberapa negara tujuan ekspor utama Indonesia, seperti China, saat ini sedang menahan permintaan akibat terjadinya peningkatan potensi perang dagang antara China dan Amerika Serikat.

Deretan mobil yang siap diekspor diparkir di Terminal Mobil Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (13/4/2018). Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menargetkan, ekspor kendaraan komersial dapat menembus hingga 35.000 unit pada tahun 2018, meningkat dibanding tahun sebelumnya yang berada di angka 27.000 unit.KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Deretan mobil yang siap diekspor diparkir di Terminal Mobil Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (13/4/2018). Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menargetkan, ekspor kendaraan komersial dapat menembus hingga 35.000 unit pada tahun 2018, meningkat dibanding tahun sebelumnya yang berada di angka 27.000 unit.

"Dengan mempertimbangkan kondisi ini masih potensi berlanjut, saya memperkirakan defisit neraca perdagangan masih akan terjadi selama tahun 2018," kata Pieter.

Menurut dia, sektor yang dapat menjadi andalan utama untuk menggenjot ekspor Indonesia adalah industri manufaktur dan industri kreatif, selain komoditas yang selama ini diandalkan.

(Baca: Neraca Perdagangan Defisit 1,52 Miliar Dollar AS, Sri Mulyani Lapor Jokowi)

Pieter menegaskan, pemerintah mesti mengurangi impor untuk mengurangi defisit neraca perdagangan.

"Tetapi sulit untuk bisa rebound kembali surplus dalam waktu dekat," jelas dia.

Aktivitas ekspor impor : Ekspor di Sumsel meningkat berakibat baik untuk pertumbuhan ekonomi di Sumsel. Foto : ISTBerry Subhan Putra/Kompas.com Aktivitas ekspor impor : Ekspor di Sumsel meningkat berakibat baik untuk pertumbuhan ekonomi di Sumsel. Foto : IST

Sebagai informasi, nilai ekspor dan impor pada Mei 2018 mengalami peningkatan dari April 2018 maupun dari Mei 2017.

Ekspor naik 10,8 persen dibandingkan April 2018 dan naik 12,47 persen dibandingkan Mei 2017.

(Baca: BI: Defisit Neraca Perdagangan Turun)

Sedangkan, nilai impor naik 9,17 persen dibandingkan April 2018 dan naik 28,12 persen dibandingkan Mei 2017.


Defisit pada neraca perdagangan ini dipicu defisit pada sektor migas senilai 1,24 miliar dollar AS dan non-migas senilai 0,28 miliar dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com