Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Melemah, Luhut Sebut Bukan Masalah dan Tidak Usah Panik

Kompas.com - 28/06/2018, 22:08 WIB
Ridwan Aji Pitoko,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator (Menko) bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan tak merasa investor akan panik melihat rupiah yang terus melemah terhadap dollar Amerika Serikat (AS).

"Enggak ada itu mereka panik. Baik-baik saja sebab mereka lihat fundamental Indonesia masih bagus dan mereka juga lihat pemerintah biasa-biasa saja, jadi enggak ada masalah," ucap Luhut di kantornya, Kamis (28/6/2018).

Terus melemahnya rupiah terhadap dollar AS dinilai Luhut sebagai satu hal wajar sebagai dampak dari tekanan global.

Luhut juga mengatakan bahwa depresiasi rupiah ini tidak lebih besar ketimbang depresiasi mata uang pasar berkembang lainnya.

Baca juga: Rupiah Melemah hingga Level Rp 14.200, Ini Kata Sri Mulyani

Oleh karena itu, Luhut yakin kondisi ini tidak akan berlangsung lama sebab Bank Indonesia (BI) akan segera menaikkan suku bunganya lagi.

"Saya kira BI pada waktunya akan menaikkan lagi BI rate dan saya kira itu akan menekan lagi. (menguatkan rupiah). Kemarin juga  kan BI sudah kasih tahu akan gelontorkan lebih banyak likuiditas market, misal pembangunan rumah-rumah murah untuk rakyat sehingga ekonomi juga berputar," jelas Luhut.

Sementara itu, Deputi I bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim Kemenko Kemaritiman Purbaya Yudi Sadhewa menambahkan bahwa tekanan terhadap rupiah merupakan dampak perang dagang antara AS dan China yang turut membuat ekonomi global tertekan.

Adapun kondisi tersebut kemudian memunculkan kekhawatiran akan berulangnya krisis pada 1998. Namun, Purbaya memastikan hal tersebut tak akan terjadi mengingat perekonomian domestik masih baik.

Selain itu, Indonesia juga telah belajar banyak pasca-krisis global 2008 yang mampu bertahan kala itu.

"Saya pikir pengetahuan kita sudah cukup untuk mengatasi global ekonomi fluktuasi yang sekarang dan perlu dicatat juga, ekspor kita ke PDB cuma 20 persen. Hampir 80 persen ekonomi kita domestik. Jafi fokus kita adalah menjaga ekonomi domestik supaya tetap tumbuh," terang dia.

Adapun dengan fokus menjaga ekonomi domestik, Purbaya yakin ekonomi global Indonesia akan tetap tumbuh baik di tengah gejolak yang ada.

"Jadi kita enggak usah panik sebab ilmu kita sudah cukup, pengalaman sudah cukup. Jadi kalau diterapkan, ekonominya juga tetap baik," sambungnya.

Purbaya pun menambahkan, dengan suku bunga acuan BI sebesar 4,75 persen saat ini maka masih ada ruang untuk pengetatan moneter. Keyakinan tersebut dimiliki Purbaya sebab suku bunga acuan tersebut masih terbilang rendah.

"Rate 4,75 persen itu masuk ke level terendah sepanjang sejarah kan, biasanya kita 7,3 atau 7 poin berapa zaman dulu. Artinya untuk menaikkan bunga tanpa mengganggu ekonomi masih terbuka lebar, yang penting kita jaga domestic demand, jadi enggak usah panik," tutur dia.

Mengutip Bloomberg, Kamis sore, kurs rupiah di pasar spot melemah sebesar 1,52 persen menjadi Rp 14.349 per dollar AS.

Sementara kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada di level Rp 14.271. Ini merupakan pelemahan paling dalam sejak awal 2018.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com