Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PLTU Punagaya dan PLTU Jeneponto Ekspansi Diresmikan Presiden Jokowi

Kompas.com - 02/07/2018, 09:14 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Kurniasih Budi

Tim Redaksi


JAKARTA,  KOMPAS.com - Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Punagaya berapasitas 2x100 MW resmi beroperasi hari ini, Senin (2/7/2018).

Rencananya persemian pengoperasian dilakukan oleh Presiden Joko Widodo. Presiden juga dijadwalkan meresmikan PLTU Jeneponto Ekspansi berkapasitas 2x135 MW.

Direktur Human Capital Management PLN Muhamad Ali mengatakan, PLN berupaya agar pembangkit-pembangkit listrik dapat segera mengalirkan energi untuk dinikmati masyarakat.

“Tambahan pasokan ini akan meningkatkan kapasitas dan kehadalan listrik, khususnya di Sulawesi Bagian Selatan sehingga dapat menunjang investasi di daerah ini yang tengah meningkat,” kata Ali dalam keterangan tertulis, Senin.

(Baca: Presiden Jokowi Akan Resmikan PLTB Paling Besar se-Indonesia)

Kedua pembangkit ini merupakan bagian dari Program 35.000 MW yang terus dikebut pekerjaannya agar dapat mencukupi kebutuhan listrik di Indonesia.

Saat ini, jumlah pembangkit program 35.000 MW yang telah beroperasi dan komisioning mencapai 2.114 MW.

Sementara pembangkit yang sedang dalam proses konstruksi mencapai 16.686 MW, dan pembangkit dalam proses financial close mencapai 13.481 MW.

“PLN juga akan segera membangun transmisi 275 kV untuk mengevakuasi daya dari Selatan ke Tenggara, mengingat tingginya potensi industri smelter disana,” kata Ali.

(Baca: Pembangunan PLTB Tolo Diperkirakan Rampung Agustus 2018)

PLTU Punagaya 2x100 MW yang dibangun sejak Mei 2015 itu merupakan pembangkit milik PLN yang berlokasi di Desa Punagaya, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto.

Investasi PLTU ini mencapai 290 juta dollar AS, dengan melibatkan 1.000 tenaga kerja. Unit 1 PLTU Punagaya telah beroperasi pada Desember 2017 dan Unit 2 pada Februari 2018.

Sedangkan PLTU Jeneponto Ekspansi 2x135 MW milik Independent Power Producer (IPP) mulai mengalirkan energi listrik ke sistem Sulawesi Bagian Selatan pada November 2017.

Pembangkit ini juga menyerap tenaga kerja mencapai 1.000 orang pada tahap konstruksi dan 100 orang pada tahap operasi.

Progres pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) 75 Mega Watt (MW) di Desa Mattirotasi, Kecamatan Watang Pulu, Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan (Sulsel) telah mencapai 90 persen.KOMPAS.com/ PRAMDIA ARHANDO JULIANTO Progres pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) 75 Mega Watt (MW) di Desa Mattirotasi, Kecamatan Watang Pulu, Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan (Sulsel) telah mencapai 90 persen.

Ali berharap, hadirnya kedua PLTU besar ini akan menambah daya mampu sistem kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan menjadi 1.600 MW. Sedangkan beban puncak kelistrikannya mencapai 1.100 MW.

"Tambahan listrik ini juga akan menunjang investasi di Sulawesi Selatan yang notabene merupakan salah satu daerah dengan daya tarik investasi yang tinggi di Indonesia," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com