Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Rahasia Sri Mulyani Jaga Ekonomi Indonesia di Tengah Gejolak Global

Kompas.com - 03/07/2018, 05:27 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan apa yang pihaknya bersama kementerian/lembaga terkait lakukan untuk menjaga ketahanan ekonomi Indonesia di tengah gejolak global yang menimbulkan ketidakpastian dalam beberapa waktu ke depan.

Ada fokus tertentu yang jadi perhatian bersama untuk membuat Indonesia tahan terhadap dinamika global namun tetap bisa memacu pertumbuhan ekonomi.

"Jadi, yang akan mendapat tekanan paling besar dari gejolak global ini adalah investasi, karena akan dapat tekanan suku bunga naik, tekanan bahan baku dan barang modal yang diimpor meningkat," kata Sri Mulyani usai rapat bersama Komisi XI di DPR, Senin (2/7/2018).

Di satu sisi, pemerintah punya misi meningkatkan investasi dengan stimulus dari berbagai bentuk insentif yang diramu oleh pemerintah. Tetapi, pemerintah juga berkepentingan untuk menjaga defisit transaksi berjalan dengan mengendalikan atau mengurangi impor agar target pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa tercapai.

"Kalau investasi yang sekarang sudah tumbuh mendekati 8 persen, kami berharap untuk tetap terjaga momentumnya mendekati 8 atau di atas 8 persen. Caranya bagaimana? Walaupun suku bunganya naik, BI melakukan relaksasi," tutur Sri Mulyani.

Relaksasi dilakukan untuk mendongkrak permintaan kredit sekaligus mengkompensasi kenaikan suku bunga. Bank Indonesia sebelumnya menaikkan suku bunga acuan atau BI 7-Day Repo Rate 50 basis poin (bps) menjadi 5,25 persen.

"OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dalam hal ini akan melihat space-nya di dalam perbankan. Kami memberikan insentif investasi. Itu semua supaya kami bisa melindungi momentum dari investasi walaupun menghadapi berbagai tekanan, bisa dapat kompensasi dari pemerintah," ujar Sri Mulyani.

Desain bauran kebijakan ini akan di-review terus oleh Kementerian Keuangan bersama Bank Indonesia, OJK, Lembaga Penjamin Simpanan, dan kementerian/lembaga lain. Harapannya, dengan strategi seperti itu, investasi tetap bisa tumbuh begitupun dengan ekspor yang dapat lebih tinggi dari laju pertumbuhan impor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com