Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Korban Kapal Tenggelam di Danau Toba: Kami Sudah Ikhlas

Kompas.com - 07/07/2018, 08:18 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah telah menghentikan pencarian dan evakuasi korban tenggelamnya KMP Sinar Bangun di Danau Toba, Sumatera Utara, pada hari ke-14 pencarian.

Tim penyelamat terkendala posisi korban dan kapal yang berada di kedalaman ratusan meter. Untuk mengevakuasinya, tidak bisa dilakukan dengan kemampuan manusia. Sementara itu, alat untuk mengangkut bangkai kapal dan korban tidak tersedia, harus didatangkan dari laut.

Untuk membawa alat tersebut, butuh waktu lebih lama. Akhirnya, tim SAR dan pemerintah memutuskan untuk menghentikan pencarian.

Hal tersebut sempat ditentang langsung aktivis Ratna Sarumpaet. Beberapa keluarga korban juga sempat tak terima. Namun, kini mereka mulai ikhlas melepaskan.

Lik Anwar merupakan orangtua dari salah satu korban bernama Ardi Wardana (19). Ia setiap hari menunggu perkembangan Tim SAR dalam pencarian, namun hasilnya tidak banyak. Titik tenggelamnya korban ditemukan, namun tidak bisa dibawa ke daratan.

"Mereka enggak menemukan, hasilnya nihil. Kita sebagai umat beragama harus mengikhlaskan," kata Anwar.

Ia mengakui awalnya berat untuk merelakan anaknya berada di dasar Danau Toba selamanya. Namun, akhirnya ia bisa menerima alasan tima SAR dan pemerintah untuk menghentikan pencarian. Anwar juga menyampaikan terimakasih kepada para pihak yang banyak membantu selama seminggu ini.

"Kami sekarang hanya bisa berdoa yang terbaik untuk anak saya. Itu yang bisa kami lakukan untuk saat ini," kata dia.

Anwar mengaku tak ada firasat apa-apa soal kepergian anaknya. Saat itu, Adi berpamitan pada ibunya untuk berlibur ke Samosir bersama temannya. Hanya saja, sebelum berangkat, Adi berkali-kali berbalik ke ibunya saat baru beberapa meter meninggalkan rumah.

"Katanya, 'Ma, pergi dulu ya'. Kira-kira tujuh meter dia balik lagi 'assalamualaikum'," kata Anwar.

Hidup memang terus berjalan. Kesedihan harus berlalu. Kata-kata tersebut yang kini terus dipakai Monica Simarmata untuk menguatkan hatinya. Suaminya turut tenggelam dalam kecelakaan itu. Monica mengatakan, suaminya merupakan anggota Koramil Harian Boho.

Saat kejadian, suami Monica bernama Obet Pangihutan Hutauruk itu hendak pulang berdinas. Ia memang rutin pulang seminggu sekali atau dua kali dalam sebulan. Sama sekali tak ada firasat kepergian Obet.

"Seperri biasa saja, sudah 8 tahun bertugas seperti itu," kata Monica.

Monica mengatakan, suaminya sempat menelpon saat berada di kapal. Monica berpesan agar Obet langsung pulang ke rumah. Namun, saat ia menelpon sekitar pukul 20.00 WIB, nomor ponsel Obet tak bisa dihubungi. Monica dan anak-anak tahu ada kapal tenggelam di Danau Toba saat menonton televisi.

Saat itu, ia tak mengira suaminya turut menjadi korban. Kemudian, pukul 00.00 WIB, pihak Koramil Harian Boho menghubunginya. Menanyakan apakah Obet sudah sampai rumah. Setelah tahu Obet belum sampai, pihak Koramil memastikan akan mengonfirmasi apakah Obet termasuk dalam kapal yang tenggelam.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Whats New
Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Whats New
HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

Whats New
BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com