JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Tim Ahli Wakil Presiden, Sofjan Wanandi, mengungkapkan pemerintah sedang berupaya meyakinkan Amerika Serikat (AS) agar tetap menjalin kerja sama perdagangan dengan Indonesia. Hal ini dilakukan menyusul ancaman Presiden AS Donald Trump yang hendak memulai perang dagang dengan Indonesia.
"Ya, akan kirim (tim), terutama Kementerian Perdagangan dan Kementerian Luar Negeri yang jadi ujung tombaknya," kata Sofjan saat ditemui di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Senin (9/7/2018).
Sofjan menjelaskan, tujuan tim dari Indonesia ke AS adalah dalam rangka diplomasi sekaligus memberi penjelasan bahwa kerja sama perdagangan antara Tanah Air dengan negeri Paman Sam selama ini saling menguntungkan. Harapannya, jika pesan itu dapat diterima, AS tidak perlu meninjau ulang kerja sama perdagangan dengan Indonesia.
Menurut Sofjan, penjelasan yang paling inti akan disampaikan kepada otoritas di AS adalah jumlah investasi dan peluang usaha yang tumbuh di AS berkat ekspor tinggi dari Indonesia. Dari sisi neraca perdagangan, Indonesia disebut lebih banyak mengekspor ke AS ketimbang ekspor AS ke Indonesia.
"Jadi sebenarnya, kita trade sama AS itu biarpun surplus 9 sampai 10 miliar dollar AS dalam setahun secara keseluruhan, tapi AS untung juga karena dia membawa banyak sekali masuk (peluang) macam-macam bidang (usaha), termasuk investasi yang membawa kembali keuntungan mereka, dan lain-lain," tutur Sofjan.
Meski begitu, Indonesia dikatakan Sofjan bukan prioritas AS dalam hal perang dagang. AS masih lebih fokus pada negara seperti China, namun peringatan Trump tetap perlu direspons dengan baik agar hubungan dagang Indonesia-AS bisa tetap terjalin dengan baik.
Sebelumnya diberitakan, AS sedang mengkaji ulang kelayakan Indonesia sebagai penerima manfaat Generalized System of Preference (GSP). GSP merupakan kebijakan memberi pemotongan bea masuk impor yang biasa diberikan negara maju kepada negara berkembang, dalam hal ini AS kepada Indonesia.
Meski GSP untuk Indonesia sedang dikaji, porsi produk yang menerima manfaat pemotongan bea masuk impor ke AS dari Indonesia tidak terlalu besar. Berdasarkan laporan GSP AS tahun 2016, Indonesia hanya memeroleh manfaat GSP sebanyak 1,8 miliar dollar AS dari total ekspor Indonesia ke AS senilai 20 miliar dollar AS.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.