Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Tingkatkan Komunikasi dengan AS Pascarencana Trump Mengkaji GSP

Kompas.com - 10/07/2018, 12:46 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia akan meningkatkan komunikasi dengan Amerika Serikat. Hal ini terkait rencana negara Paman Sam mengkaji pemberian bebas bea masuk bagi produk-produk Indonesia ke AS.

Diketahui, pembebasan bea masuk itu awalnya merupakan kebijakan AS yang bernama Generalized System of Preferences (GSP). Namun belakangan, Presiden AS Donald Trump memerintahkan mengkaji kebijakan itu, karena dinilai membuat neraca perdagangan AS defisit.

"Komunikasi kami akan terus berjalan dengan Pemerintah AS," ujar Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto sebagaimana dikutip dari www.setkab.go.id, Selasa (10/7/2018).

Pemerintah Indonesia juga akan melakukan sosialisasi terhadap eksportir yang produknya masuk ke dalam lingkup GSP.

Airlangga menambahkan, AS sebenarnya menempatkan Indonesia pada ranking ke-17 tentang impor dan ekspor. Artinya, produk-produk Indonesia semestinya bukanlah menjadi ancaman besar bagi neraca perdagangan AS.

Namun, nyatanya AS berencana mengkaji seluruh negara yang memperoleh kebijakan GSP. Apalagi, Indonesia menjadi salah satu dari tiga negara yang akan di-review pada tahun 2018 ini. Ia meminta pelaku ekspor tidak kalang kabut dengan situasi ini.

Sementara itu, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong mengakui bahwa rencana pengkajian bebas bea masuk yang terangkum dalam kebijakan GSP oleh AS itu akan berdampak pada investasi, terutama melalui jalur sentimen dan kepercayaan.

"Jadi tentunya perang dagang dapat menimbulkan ketidakpastian. Dan tentunya dunia usaha dan kalangan investasi itu paling sensitif, paling peka terhadap ketidakpastian," kata Thomas.

Oleh karena itu, pemerintah harus menyiapkan insentif-insentif tambahan untuk menanggapi dan menanggulangi dampak kepada sentimen investor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com