Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aplikasi Ini Bantu Petani Tentukan Harga Jual Hingga Cari Konsumen

Kompas.com - 11/07/2018, 13:19 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Kurniasih Budi

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Petani Indonesia dapat memasarkan hasil panen melalui aplikasi Agromap. Aplikasi yang beroperasi sejak September 2017 itu memang fokus pada pertanian sayur dan buah-buahan

Tak hanya itu, aplikasi online tersebut didesain sebagai catatan harian petani dalam menggarap lahannya.

Untuk mengoperasikannya, petani mesti memasukkan data dan foto mulai dari masa pembibitan, pemupukan, hingga panen.

"Petani hanya tinggal melaporkan kegiatan dia sehari-hari, mereka lagi menanam apa, memupuk apa, biayanya juga dimasukkan," ujar COO 8Villages Wim Prihanto saat ditemui di acara Indonesia Development Forum 2018 di Jakarta, Rabu (11/7/2018).

Baca juga: Tingkatkan Produktivitas Pertanian, Pemerintah Dorong Digitalisasi

Wim mengatakan, petani juga bisa memasukkan harga produksi berbagai komponen yang digunakan, seperti pupuk, bibit, dan pestisida.

Jelang panen, aplikasi tersebut akan mengusulkan harga untuk memasarkan hasil pertanian dengan menambah 20 persen dari harga bawah.

Petani tinggal memilih apakah mau menggunakan usulan harga itu atau tidak.

"Harga dihitung dari laporan petani. Dia pakai pupuk apa, harganya berapa," kata Wim.

Baca juga: Sistem Digitalisasi Pertanian Terintegrasi, Bank Lebih Mudah Modali Petani

Lewat Agromap, petani bisa menentukan ke mana produk pertanian akan dipasarkan.

Sebelum masa panen tiba, aplikasi akan memberitahu calon konsumen bahwa dalam waktu dekat akan ada panen di daerah tertentu.

Bila berminat, konsumen bisa menandai dirinya di produk tersebut dan membuat penawaran harga.

Petani juga dengan mudah bisa memilih konsumen dengan penawaran harga yang dinilai sesuai. Selanjutkan, petani dan konsumen bisa bertransaksi secara online.

Jawa Tengah perintis

Hingga kini, ada sekitar 5.000 petani yang terdaftar dalam aplikasi tersebut. Sebagian besar petani yang menggunakan aplikasi tersebut berasal dari Jawa Tengah.

"Karena Gubernur Jawa Tengah yang pertama kali welcome dengan aplikasi ini," kata Wim.

Saat ini, Agromap tengah mengembangkan ke wilayah lain.

Sementara itu, Agromap menggandeng Aliansi Organik Indonesia untuk quality control.

"Sedikit demi sedikit, petani diarahkan agar menggunakan pupuk dan pestisida organik untuk pertaniannya," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com