Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hadapi Gejolak Eksternal, Ini PR Pemerintahan Jokowi-JK

Kompas.com - 17/07/2018, 10:39 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah dipandang perlu untuk menciptakan peluang-peluang baru di bidang ekonomi. Tujuannya untuk menghadapi gejolak eksternal yang memengaruhi ekonomi nasional.

Menurut ekonom CSIS Mari Elka Pangestu, salah satunya adalah fokus melakukan ekspor jasa. Ssektor-sektor jasa yang dapat ditingkatkan ekspornya adalah pariwisata, pendidikan, kesehatan, dan profesional.

"Kita harus perhatikan struktur impor jasa kita, daya saing kita dimana saja, sehingga kita dapat meningkatkan standar dan lebih bersaing," ujar Mari dalam pernyataannya, Senin (16/7/2018).

Pada tahun 2017,sektor jasa tumbuh 5,69 persen, lebih tinggi daripada pertumbuhan nasional 5,07 persen dan sektor lainnya seperti manufaktur 4,95 persen dan pertanian 2,59 persen.

Baca juga: Ini Rahasia Sri Mulyani Jaga Ekonomi Indonesia di Tengah Gejolak Global

Mari menjelaskan, komposisi sektor jasa dalam PDB nasional meningkat 40,6 persen di 2010 menjadi 43,6 persen di 2017, sementara sektor agrikuktur dan manufaktur menurun.

"Karena itu, jasa berperan sebagai input/enabler untuk sektor lainnya logistik, transportasi/travel/bisnis agar bisa bersaing," ungkap Mari.

Menurut dia, defisit terbesar disumbangkan oleh jasa transportasi. Namun demikian, surplus pada jasa travel dan pariwisata sedikit berkontribusi dalam mengurangi defisit neraca perdagangan jasa Indonesia.

Hanya dua sektor yang permintaan domestiknya lebih rendah daripada jumlah produk domestik, jasa distribusi dan jasa rekreasi, budaya dan olahraga yang berturut turut proporsinya sebesar 84,5 persen dan 95,7 persen. Kelebihan produksi domestik ini, imbuh Mari diserap oleh pasar luar negeri (ekspor).

Sementara 8 sektor lain menunjukkan pangsa di atas 100 persen yang berarti permintaan domestik lebih besar dari produksi dalam negeri, sehingga kelebihan permintaan tersebut harus dipenuhi dengan melakukan impor.

Mari mengungkapkan, pemerintah perlu melakukan berbagai siasat untuk hadapi ketidakpastian kondisi ekonomi global.

Kondisi tersebut lanjut dia, memberikan dampak terhadap ekonomi Indonesia, setidaknya terasa pada nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Mari menuturkan, ada beberapa hal lain yang pemerintah dapat lakukan.

Pertama, pemerintah perlu memperkuat kerja sama ekonomi dengan negara-negara di regional Asia.

Kedua, peningkatan produktivitas dan investasi. Peningkatan ini perlu dibantu dengan berbagai kebijakan ekonomi baik fiskal maupun moneter terutama untuk mengurangi hambatan di sisi persediaan.

Ketiga, konsistensi kebijakan. Keempat, respon terhadap berbagai hal baru, seperti disrupsi teknologi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com