Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Realisasi Pembiayaan Utang Semester I 2018 Capai Rp 174 Triliun

Kompas.com - 18/07/2018, 09:45 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Selama semester pertama 2018, pemerimtah telah membayarkan utang sebesar Rp 174 triliun dari total APBN sebesar Rp 399,2 triliun. Dengan demikian, realisasi pembiayaan utang hingga pertengahan tahun sudah mencapai 44,1 persen.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, ada penurunan dibandingkan pembiayaan utang pada 2016 dan 2017.

"Terlihat bahwa pembiayaan utang kita terus diturunkan sejak puncaknya tercapai tahun 2016 dan mulai distabilkan tahun 2018," ujar Sri di ruang rapat Badan Anggaran DPR RI, Jakarta, Selasa (17/7/2018).

Realisasi pembiayaan utang semester I 2018 menurun 15,28 persen dibandingkan tahun lalu. Pembiayaan utang pada 2016 tertinggi sejak 2014, yakni sebesar Rp 278,1 triliun. Pada 2017, angkanya mulai turun menjadi Rp 207,8 triliun.

Sementara pembiayaan dari surat berharga negara yang diterbitkan pemerintah pada semester I 2018 sebesar 192,6 triliun atau 46,5 persen dari target APBN sebesar Rp 414,52 triliun. Angkanya jauh lebih kecil dari realisasi tahun lalu sebesar Rp.231,7 triliun.

"SBN kita ada penurunan konsisten sejak 2016, dari Rp 302 triliun, Rp 231,7 triliun (tahun 2017), dan Rp 192,6 triliun (tahun 2018)," kata Sri.

Sri mengatakan, penyampaian soal pengelolaan utang sekaligus menjawab isu yang menjadi perhatian penuh masyarakat. Sri memastikan bahwa tren pengelolaan APBN tetap dilakukan secara hati-hati.

"Dan tetap mengikuti kaidah pengelolaan keuangan yang baik, baik dari sisi jumlah utang maupun arah defisit APBN kita," kata Menkeu.

Defisit outlook 2018 diperkirakan lebih rendah dari target APBN. Pendapatan negara dalam APBN 2018 sebesar Rp 1.894,7 triliun. Sementara belanja negara dalam APBN sebesar Rp 2.220,7 triliun. Dengan demikian terjadi defisit 2,19 persen terhadap PDB. Outlook pendapatan negara hingga akhir 2018 sebesar Rp 1.903 triliun.

Sementara outlook belanja negara sebesar Rp 2.217,3 triliun. Dengan demikian diperkirakan terjadi defisit 2,12 persen terhadap PDB. Dari angka tersebut, defisit anggaran masih dapat dijaga di bawah target APBN.

Sri mengatakan, dengan defisit yang lebih rendah, maka diperkirakan pembiayaan anggaran dan penerbitan surat utang lebih rendah.

"Ini disebabkan suatu manajemen APBN yang cukup stabil dan memberikan kita modal menjaga prekonomian dalam situasi di mana dunia mengalami tekanan cukup besar," kata Sri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com