Saya senang berinteraksi dengan banyak orang di social media, seperti fanpage Facebook, akun Twitter maupun Instagram
Saya acap kali menemukan banyak orang di social media yang meminta rekomendasi, mulai dari rekomendasi saham, reksa dana, atau bahkan meminta rekomendasi untuk menyusun portofolio yang sedang mereka miliki saat ini.
Pekerjaan menyusun atau meracik portfolio sebenarnya dalam lingkup profesional bisa dikenal dengan nama manajer investasi.
Namun izinkan saya untuk menjelaskan alasan dibalik keengganan saya untuk memberikan rekomendasi yang sifatnya 'lepasan' atau asal ngobrol di social media.
Apakah Anda pernah melihat sebuah foto yang begitu indah dan keren, namun ketika Anda melihat proses foto dilakukan, ternyata sekitarnya sangat jauh dari bayangan kondisi dalam foto?
Ya, saya kira Anda semua pernah melihatnya.
"Apa saham yang bagus untuk saya beli?"
"Apa reksa dana yang tepat untuk investor pemula seperti saya?"
"Saham tambang milik saya turun terus, saya jual atau gimana ya?"
Apakah Anda setuju, bahwa pertanyaan-pertanyaan di atas layaknya sebuah 'foto' yang perlu dikomentari secara lebih teliti?
Di zaman yang penuh dengan gadget canggih ini, tentu akan menjadi pekerjaan yang tidak mudah bila Anda diminta untuk menentukan atau memilih gadget terbaik.
Kriteria gadget terbaik untuk Anda mungkin beragam. Beberapa orang mungkin berpendapat bahwa gadget terbaik adalah gadget yang berlayar lebar, beberapa lagi mungkin menilainya dari kapasitas menampung memory eksternal yang besar. Di sisi lain ada juga yang menilai gadget terbaik dari keberadaan fitur finger print, scanner, NFC, atau besarnya kapasitas RAM hingga 8 GB.
Tentu akan memerlukan waktu yang tidak sedikit bagi Anda untuk memilih dan menentukan suatu gadget terbaik, bukan?
Apa bahayanya ketika Anda membeli gadget hanya dari rekomendasi saya?
Jawabannya adalah Anda akan mendapatkan gadget terbaik, namun bukan gadget terbaik versi Anda, melainkan versi saya.