BEIJING, KOMPAS.com - Pemerintah China meluncurkan investigasi impor baja atau stainless steel dari sejumlah negara, termasuk dari Indonesia, Uni Eropa, Jepang, dan Korea Selatan. Nilai impor tersebut mencapai 1,3 miliar dollar AS.
Mengutip Reuters, Senin (23/7/2018), penyelidikan juga termasuk pada perusahaan-perusahaan China yang beroperasi di luar negeri.
Penyelidikan dilakukan setelah ada keluhan bahwa banjir produk baja impor memukul industri lokal.
Kementerian Perdagangan China pada awal pekan ini menyatakan, investigasi akan menyasar impor baja stainless steel lembaran dari Uni Eropa, Jepang, Indonesia, dan Korsel. Pada tahun 2017, impor dari negara-negara tersebut naik hampir tiga kali lipat.
Baca juga: Produk China Kuasai Pasar Indonesia
Investigasi dilakukan setelah perusahaan Shanxi Taigang Stainless Steel yang didukung 4 perusahaan baja milik negara melayangkan keluhannya.
Perusahaan-perusahaan itu menyalahkan impor dengan harga murah menyebabkan harga jatuh.
China sendiri memproduksi sekaligus mengonsumsi sekitar separuh dari kebutuhan stainless steel dunia.
Bahan tersebut digunakan untuk melindungi korosi atau karat pada bangunan, sarana transportasi, dan kemasan.
Selain menyasar negara-negara lain, investigasi juga menyasar pada sejumlah perusahaan milik China, termasuk salah satu unit usaha Tsingshan Stainless Steel di Indonesia, serta 19 perusahaan yang mengimpor produk baja.
Ekspansi ke Indonesia
Beberapa perusahaan swasta China telah membuka atau mulai membangun pabrik di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.
Perusahaan-perusahaan itu memanfaatkan melimpahnya nikel dan rendahnya biaya produksi di Indonesia.
Sejumlah analis menyebutkan, banyak produk dari pabrik-pabrik tersebut dijual di China. Menurut keluhan yang dilayangkan Shanxi Taigang, pesatnya peningkatan impor menghancurkan pasar dalam negeri China.
Pada 2017 lalu, hampir dua pertiga impor baja China berasal dari Indonesia. Angka itu naik dari 5 persen pada 2016 dan nol persen pada 2016, serta naik 86 persen pada kuartal I 2018.
"Jika kita mengizinkan produk-produk ini terus masuk ke pasar China dengan harga murah dan mengambil pangsa pasar lebih banyak, maka penjualan produk domestik China akan terus turun," tulis Shanxi Taigang dalam surat keluhannya.