Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hadapi Perang Dagang, China Memotong Pajak untuk Lindungi Ekonomi

Kompas.com - 25/07/2018, 05:33 WIB
Mutia Fauzia,
Kurniasih Budi

Tim Redaksi

Sumber CNN Money

HONG KONG, KOMPAS.com - China mencoba berbagai cara untuk mendorong laju perekonomian mereka yang melambat seiring dengan meningkatnya ketegangan perang dagang dengan Amerika Serikat.

China pun telah mengumumkan berbagai macam skema, termasuk pemotongan pajak, belanja infrastruktur, dan dana pinjaman baru untuk menghidupkan kembali pertumbuhan ekonomi yang mulai melambat beberapa bulan terakhir.

Dikutip melalui CNNMoney, pajak yang dipotong untuk pertumbuhan bisnis relatif kecil, yaitu sekitar 10 miliar dollar AS, namun China telah menyuntikkan dana yang cukup besar untuk sistem perbankan mereka.

Pemerintah setempat pun mengatakan melalui sebuah keterangan bahwa stimulus tersebut diberikan agar mereka dapat menyesuaikan kondisi eksternal yang kian tidak pasti.

Baca juga: Bursa Asia Merosot karena Perang Dagang AS-China

Selain itu, mereka juga menuduh Amerika Serikat sebagai pihak yang memulai perang dagang dengan mengenakan tarif terhadap miliaran dollar AS ekspornya.

China pun telah merespon dengan mengenakan tarif pada produk Amerika, dan akan meningkatkan tarif tersebut pada beberapa waktu yang akan datang.

Kondisi ekonomi China sebagai negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia pun tumbuh sebesar 6,7 persen. Angka tersebut merupakan pertumbuhan yang paling lambar selama 2 tahun belakangan.

Padahal, China harus mengejar target pertumbuhan ekonomi sebesar 6,5 persen hingga akhir 2018 ini. Namun, semakin meningkatnya perang dagang di antara China dengan AS dikhawatirkan dapat melukai perekonmian mereka pada semester kedua tahun ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN Money
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com