Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Jalankan Empat Pilot Project yang Memanfatkan Big Data

Kompas.com - 27/07/2018, 07:50 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

NUSA DUA, KOMPAS.com - Bank Indonesia telah menjalankan empat proyek percontohan atau pilot project dalam pemanfaatan big data yang menghasilkan sejumlah indikator baru untuk mendukung proses perumusan kebijakan.

Keempat indikator tersebut, yakni indikator lowongan pekerjaan, pasar properti, identifikasi struktur keterkaitan pelaku dalam sistem pembayaran dan persepsi masyarakat terhadap perekonomin Indonesia maupun ekspektasi masyarakat terhadap kebijakan Bank Indonesia.

“Dengan memiliki akses portal lowongan kerja, itu kami olah, itu kita bisa buat job vacancy index. Jadi kita bisa melihat perkembangan dari lowongan kerja seperti apa sih. Untuk melihat aktivitas perekonomian ke depannya seperti apa. Semakin banyak lowongan pekerjaan yang dibuka, itu indikasi bahwa ekonomi growing,” ujar Direktur Eksekutif Departement Statistik Bank Indonesia, Yati Kurniati di Nusa Dua, Bali, Kamis (26/7/2018).

Yati menjelaskan, pada indikator lowongan pekerjaan atau job vacancy, pihaknya menggunakan sumber data tidak terstruktur berupa teks iklan lowongan pekerjaan di portal lowongan pekerjaan online dan media cetak.

Sumber data tersebut berpotensi digunakan untuk indikator ketenagakerjaan yang kini tersedia secara semesteran.

Dengan menggunakan metodologi Big Data Analytics, dihasilkan indeks lowongan pekerjaan yang tersedia lebih cepat secara bulanan, perkembangan lowongan pekerjaan per jenis pekerjaan, per sektor, per lokasi pekerjaan.

Untuk indikator pasar properti memanfaatkan data tidak terstruktur berupa teks iklan penjualan properti yang terdapat di portal properti online.

Dengan menggunakan metodologi Big Data Analytics text mining, dihasilkan indeks harga dan indeks supply properti yang tersedia lebih cepat secara bulanan.

Indikator yang dimaksud digunakan sebagai pelengkap dari hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) yang tersedia secara triwulanan. 

Sementara itu, indikator identifikasi struktur keterkaitan pelaku dalam sistem pembayaran menggunakan sumber data terstruktur berupa data transaksi BI-RTGS. Dari data tersebut dilakukan identifikasi struktur keterkaitan antarpelaku transaksi dengan menggunakan metode Network Analysis dan Machine Learning, yang kemudian digunakan sebagai indikator untuk surveillance dalam rangka memitigasi risiko sistemik di sistem keuangan. 

Selanjutnya, identifikasi persepsi masyarakat terhadap perekonomian Indonesia, maupun ekspektasi masyarakat terhadap kebijakan Bank Indonesia menghasilkan indikator ketidakpastian atas kebijakan ekonomi yang disebut indeks Economic Policy Uncertainty (EPU). Indeks ini dibangun dengan menggunakan metode text mining terhadap pemberitaan di media massa.

“Empat project itu sudah siap keluar. Tapi kami harus punya kalender penerbitan tertentu yang kami komit ke tanggal tersebut. Mungkin bisa (dipublikasikan) per bulan,” kata Yati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com