Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS EKONOMI

Kementan Bangun Kawasan Jagung Berbasis Korporasi Petani

Kompas.com - 27/07/2018, 20:06 WIB
Kurniasih Budi

Penulis


LEBAK, KOMPAS.com - Kepala Biro Perencanaan Kementerian Pertanian Kasdi Subagyono, mengunjungi salah satu pilot project pengembangan kawasan pertanian berbasis korporasi petani yang berada di Provinsi Banten.

Kawasan itu berada di Lebak, Kecamatan Gunung Kencana yakni di Desa Bulakan, Gunung Kendeng, Kramatjaya dan Tanjungsari Indah.

“Target pilot project penanaman perdana jagung berbasis korporasi akan mampu berproduksi 8 ton per hektar,” ujar dia.

Kasdi menjelaskan, pengecekan kawasan jagung ini untuk memastikan kondisi lapangan sesuai dengan perencanaan yang sudah dibuat, mencakup sisi teknis sampai pada proses administrasinya.

Baca juga: Pertanian Jadi Salah Satu Ujung Tombak Penurunan Angka Kemiskinan

Secara umum pilot project ini berjalan sesuai perencanaan yang sudah dibuat, perlu ada pendetailan lagi disetiap sisi teknis dan mengontrol dari sisi administrasinya, jelas beliau.

“Saya selaku peneliti bidang hidrologi dan konservasi tanah, tentunya perlu menularkan beberapa pengalaman secara teknis terkait tata kelola air dan peningkatan kualitas tanah di lokasi pilot project ini,” kata dia.

Untuk diketahui, Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan produksi komoditas pertanian di tahun 2018 sebesar 82,5 juta ton padi dengan luas panen 15,65 juta hektar (ha), 30 juta ton jagung dengan luas panen 5,78 juta ha. Sedangkan, kedelai ditargetkan 2,2 juta ton dengan luas panen 1,42 juta ha.

“Untuk mencapai target tersebut Kementan mengalokasikan program dan kegiatan di berbagai wilayah di Indonesia sesuai potensi masing-masing daerah,” ujar Kasdi.

Pendampingan petani

Lebih lanjut Kasdi mengungkapkan selama ini produksi jagung hanya 3 ton/ha karena pasca panen masih dilakukan secara manual.

Hulu sampai hilirnya masih dilakukan secara swadaya Kementan dengan kesepakatan bersama PT Charoend Pokphand Indonesia (CPI) yang bersedia menyerap hasil panen petani di kawasan pertanian jagung ini. Harganya, Rp 3.800/kilogram dan tingkat kekeringan 15 persen.

“Karena itu, kegiatan percontohan ini dimaksudkan untuk merangsang kelembagaan ekonomi petani agar bisa mengelola bisnis usaha tani secara berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas produksi,” ujarnya.

Untuk itu, sambung Kasdi, pemerintah melakukan pembinaan dan pendampingan petani guna meningkatkan kualitas produksi, pembinaan dalam pengelolaan kelembagaan ekonomi petani, fasilitasi alat dan mesin pra-panen, pasca panen dan pengolahan.

Akses modal dan pemasaran

Pemerintah pun mendorong pembukaan akses terhadap modal dan pemasaran.

“Kegiatan pilot project jagung di Kabupaten Lebak dilakukan secara tumpang sari di lahan Perum Perhutani seluas 1.000 ha dan pendampingan akan dilakukan selama dua tahun mulai 2018-2019,” kata dia.

“Keberhasilan ini akan diterapkan di beberapa kawasan lain untuk mereplikasi kegiatan ini. Basis Kawasan menjadi pokok pengembangan pertanian kedepan,” imbuh Kasdi.

Perlu diketahui, pengembangan kawasan jagung berbasis korporasi petani yang dicetuskan Kementan ini sejalan dengan arahan Presiden RI yakni melalui UU No.16 Tahun 2006 dan diperkuat oleh UU No.19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani. Menindaklanjuti ini, Kementan mengeluarkan Permentan No. 18 Tahun 2018 tentang Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian Berbasis Korporasi Petani.

“Permentan ini mengamanatkan agar percepatan pengembangan kawasan dilakukan melalui kegiatan percontohan,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com