Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS EKONOMI

Ketua MUI: Mentan Respon Arus Baru Pertumbuhan Ekonomi Umat

Kompas.com - 29/07/2018, 19:15 WIB
Kurniasih Budi

Editor

MAKASSAR, KOMPAS.com - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin menyebut Andi Amran Sulaiman menteri pertama yang merespon secara kelembagaan arus baru pertumbuhan ekonomi umat.

Karenanya, ia pun akan melaporkan ke Presiden Jokowi tentang kinerja Menteri Amran yang mengambil langkah cepat menumbuhkan perekonomian umat melalui pondok pesantren.

"Nanti ketemu Bapak Presiden Jokowi, saya akan bilang ternyata menteri Bapak yaitu Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, yang responsif terhadap arus baru pemberdayaan ekonomi umat," katanya dalam pernyataan tertulis, Minggu (29/7/2018).

Menurut Ma'ruf Amin, alasan MUI ikut tanggung jawab melakukan pemberdayaan ekonomi umat karena ulama harus mengambil ruang dalam menghilangkan kemiskinan.

Baca juga: MUI dan NU Bersinergi dengan Pemerintah untuk Sejahterakan Petani

“Kalau umat lemah, negara akan ikut lemah dan sebaliknya jika umat kuat, negara pun akan kuat,” ujarnya.

Ia menjelaskan, hukum menghilangkan kelaparan adalah Fardu kifayah. Hukumnya wajib dilakukan, namun apabila salah seorang sudah melakukannya maka kewajiban tersebut gugur.

"Jika masih ada yang kelaparan, maka hukumnya Fardu ain, atau semua ikut berdosa, termasuk para ulama-ulamanya," kata Ma'ruf Amin.

Peran ulama

Lebih lanjut ditegaskan bahwa dalam Fathul Mu'in disebutkan, di antara Fardu kifayah adalah menghilangkan kelaparan, orang yang kurang pakaian, kesehatan, pendidikan, dan hal-hal pokok yang tidak dapat dipenuhi.

"Kalau ada non-muslim yang kelaparan, maka seluruh umat Islam berdosa termasuk ulama-ulamanya. Karena itulah peran ulama tidak hanya sebatas mencetak ulama, tapi juga harus terlibat dalam ekonomi umat," katanya.

Olehnya itu, lanjut Ma'ruf Amin, pesantren punya kekuatan menggerakan ekonomi umat dan Indonesia menuju lumbung pangan dunia optimis bisa dicapai.

Pasalnya, Indonesia punya potensi sumber daya alam dan manusia yang besar.

Pemberdayaan umat

Sementara, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, program pemberdayaan ekonomi umat berbasis pesantren merupakan wujud dan implementasi arus baru ekonomi indonesia melalui koperasi dan UMKN.

“Kerja sama dengan MUI dan KMSN di era Pemerintahan Jokowi-JK ini pertama dalam sejarah. Kalau umat bergerak, Indonesia pasti hebat,” ujar dia.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dan Ketua MUI KH Maruf Amin menandatangani nota kesepahaman saat peluncuran program pemberdayaan ekonomi umat berbasis pondok pesantren menuju lumbung pangan dunia di Makassar, Sabtu (28/7/2018).Dok. Humas Kementan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dan Ketua MUI KH Maruf Amin menandatangani nota kesepahaman saat peluncuran program pemberdayaan ekonomi umat berbasis pondok pesantren menuju lumbung pangan dunia di Makassar, Sabtu (28/7/2018).

“Kami yakin karena pesantren bisa dipercaya dan konsisten. Kalau kita kasih bantuan 100 ribu hektar, yang ditanam pun 100 ribu hektar. Kalau pesantren digerakan secara bersama, pertanian akan maju,” imbuhnya.

Pada peluncuran program pemberdayaan ekonomi umat berbasis pondok pesantren menuju lumbung pangan dunia di Makassar, Sabtu (28/7/2018) lalu, Menteri Amran menyerahkan bantuan secara simbolis kepada pimpinan pengurus pondok pesantren berupa traktor R4 10 unit, benih jagung 50 ton, bibit durian 3000 pohon, bibit jeruk 10.000 pohon, kakao 50.000 pohon, kopi 50.000 pohon, sapi 100 ekor, ayam 10.000 ekor, dan bimbingan teknis.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com