MAUMERE, KOMPAS.com - PT Pertamina (Persero) menilai kerugian yang dialami akibat nilai subsidi solar dan premium yang terlampau besar tidak akan berpengaruh terhadap 29 proyek strategis yang saat sedang mereka tangani.
Direktur Logistik, Supply Chain dan Infrastruktur Gandhi Sriwidodo mengatakan, alokasi pendanaan untuk 29 proyek strategis sudah dicadangkan. Pendanaan pun tak sepenuhnya ditanggung Pertamina.
Dalam beberapa proyek, Gandhi menuturkan, Pertamina bekerja sama dengan beberapa anak perusahaan Pertamina Group. Selain itu, Pertamina juga menggandeng beberapa BUMN Karya dalam proyek lain. Untuk kerja sama dengan BUMN ini, Pertamina menggunakan sistem Kerja Sama Operasi (KSO).
"Modelnya investasi, artinya sebagian proyek dilaksanakan oleh Pertamina, sebagian investor. Kemudian dikembalikan pembiayaannya berupa fee, kaya bayar sewa. Tapi diakhir pembayaran jadi milik Pertamina," ujar Gandhi ketika Ekspose Proyek Strategis Hilir dan Groundbreaking Pengembangan TBBM Maumere di Maumere, Kabupaten Sikka, Senin (30/7/2018).
Baca juga: Kucurkan Rp 20 Triliun, Pertamina Bangun Terminal BBM dan Elpiji di Indonesia Timur
Dia mengakui, dengan kondisi saat ini, Pertamina memang tidak bisa sendirian melaksanakan proyek tersebut.
"Harga solar itu kan sekarang pasarannya seharusnya sudah Rp 8.000-an, cuma sekarang disubsidi pemerintah Rp 500, sisanya ya kami tanggung," ujar Gandhi.
Sebagai informasi, saat ini Pertamina sedang membangun sebanyak 29 proyek strategis yang dibagi dalam 4 kategori, yaitu pembangunan Terminal BBM dan pipanisasi, pembangunan Terminal LPG, perbaikan dan pengembangan sarana tambat serta pembangunan Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) beserta sarana penunjang lainnya.
Vice President Corporate Communication Pertamina Adiatma Sardjito mengatakan jika Pertamina mengalokasikan dana sebesar Rp 36 Triliun, dimana senilai Rp 20 triliun difokuskan untuk proyek strategis, khususnya di wilayah Timur Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.